News

Wisata Halal Gebrak Ekonomi Daerah

Radar Bandung - 02/07/2019, 14:04 WIB

RADARBANDUNG.ID, BANDUNG – Kehadiran wisata halal yang sedang dipromosikan pemerintah rupanya ikut mendongkrak keuangan syariah.

Bukan hanya bank saja yang memiliki produk syariah, perusahaan multifinance juga ikut ambil bagian pada fenomena ini.

Meski belum mencapai target, BFI Finance mengaku produk syariah miliknya mulai dicari konsumen.

Hadir sejak tahun 2016, produk syariah milik BFI Finance terus mengalami pertumbuhan yang baik. Hal itu merujuk pada pengguna syariah yang angkanya berada diatas rata-rata produk reguler.

“Kebetulan sampai pertengahan tahun ini cukup menantang. BFI melakukan diferensiasi produk yakni dengan menurunkan produk syariah,” kata Manager Area BFI Finance Bandung, Titus Haryanto di Bandung, Senin (1/7/2019).

Titus mengatakan produk syariahnya ini mengalami pertumbuhan baik sampai dengan pertengahan tahun 2019. Kendati demikian, ia mengaku produknya ini sempat mengalami penurunan di tahun politik ini.

Namun, melihat pasar syariah yang cukup besar, dia optimis BFI syariah bisa terus tumbuh diatas rata-rata.

“Segmen market cukup besar, growthnya juga saya bilang salah satu yang menyumbang kontribusi cukup baik khususnya area Bandung raya,” lanjutnya.

Titus menyebut prufk syariah ini menyumbang kontribusi sebesar 12-14 persen dibandingkan pertumbuhan nasional yakni 10 persen.

Katanya, warga kini lebih berhati-hati dalam memilih produk keuangan apalagi jika berbicara mengenai kehalalan.

Dia mengaku banyak konsumen BFI yang tertarik dengan produk syariah karena mereka menawarkan berbagai produk syariah yang dibutuhkan.

“Kita benar-benar fokus pada syariah, maka dari itu produk ini dikemas menarik dengan konsep prinsip yang dijalankan benar-benar sesuai prinsip syariah agama. Konsumen bisa mengambil produk ini untuk pembiayaan umroh, wisata halal, atau renovasi rumah objek halal,” terangnya.

BFI Finance sampai akhir Juni tahun ini, mencatatkan kinerja apik dari tahun ke tahun. Secara nasional, hingga kuartal pertama, mereka membukukan kenaikan piutang pembiayaan yang dikelolanya sebesar Rp17,9 triliun atau 6,1 persen lebih tinggi dari periode sama sebelumnya yang sebesar Rp16,87 triliun.

Dari jumlah pembiayaan tersebut, sebesar Rp3,35 triliun adalah jumlah pembiayaan baru dengan komposisi sebesar 67,5 persen dari kendaraan roda empat, 17,7 persen kendaraan roda dua, 13,5 persen dari alat berat dan machinery, sementara sisanya adalah pembiayaan properti dan syariah.

 

 

Reporter: Nur Fidhiah Shabrina
Editor: Nida Khairiyyah