News

Pelatih Bola AS Puji Bakat Anak Bandung

Radar Bandung - 17/09/2019, 13:36 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi
ARAHAN : Para pelatih sepak bola muda asal Indonesia mendapatkan pelatihan dari pelatih sepak bola asal Amerika dalam kegiatan 'Soccer Coaches Reverse Exchange' di Parongpong, KBB, Senin (16/9/2019). ( Foto : MOCH HABIBI/RADAR BANDUNG )

RADARBANDUNG.id, PARONGPONG – Belasan pelatih sepak bola muda asal Indonesia mendapatkan pelatihan dari pelatih sepak bola asal Amerika untuk meningkatkan kualitas pelatih bola di Indonesia oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.

Gelaran tersebut meripakan kerja sama dengan organisasi non-profit FHI 360, Bay Area Women’s Sports Initiative (BAWS), dan Coaches Across Continens (CAC) dengan mendatangkan pelatih-pelatih sepak bola asal Amerika dalam kegiatan ‘Soccer Coaches Reverse Exchange’ di Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Senin (16/9/2019).

Program pertukaran pelatihan ini merupakan yang pertama kalinya diadakan dimana sebelumnya sebanyak 14 pelatih asal Jawa Bart berkunjung selama dua minggu ke Amerika Serikat untuk menimba ilmu mengenai bagaimaa pelatihan sepak bol disana.

Kali ini dari perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat mengirimkan dua pelatih untuk mengajarkan di Indoensia yang berlangsung dari pagi hari hingga sore hari dimana melibatkan 50 anak-anak didik pemain bola dan 16 pelatih bola dari Bandung.

Ryan Ploudre perwakilan FHI 360 mengatakan, program ini merupakan pertukaran untuk pelatihan olah raga sepak bola dari Amerika Serikat untuk para pelatih sepa kbola di Indonesia.

“Para pelatih asal Amerika akan melatih pengajar olah raga di Indonesia yang kemudian akan mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya kepada siswa-siswi mereka,” kata Ryan saat ditemui di Parongpong, Senin (16/9).

Ryan juga menyebutkan, kegiatan ini eksklusif diadakan di tiga kota di Jawa Barat diantaranya Bandung, Gartut, dan Tasikmalaya selama kurun waktu satu minggu.

Seorang pelatih asal Amerika Serikat dari CAC, Charlie Crawford menuturkan, ialah untuk membagi pengalaman dan ilmu pengetahuan mengenai bagaimana cara melatih anak didik dalam olahraga sepak bola.

“Ini adalah pertama kali saya melatih di bandung, sebelumnya saya sudah pernah bekerja dengan seluruh pelatih Indonesia. Saya pikir disini memiliki gairah dan ketertarikan mereka untuk melatih bola, dengan rasa untuk membuat komunitas lokal mereka menjadi lebih baik melalui olahraga, karena itu lah kami datang ke sini untuk membantu mereka,” ungkapnya.

Charlie pun berpendapat, bahwa anak-anak di Indonesia khusunya di Bandung ini sangat berbakat dalam banyak hal, termasuk kemampuan bermain sepak bola.

“Saya kira anak-anak disini sangat berbakat dalam banyak hal, termasuk skill dengan permainan bolanya, saya kira dengan latihan akan meningkatkan hal tersebut, mereka juga didukung oleh fasilitas yang bagus disini,” jelasnya.

Dalam pelatihan tersebut dirinya bersama tiga orang pelatih amerika juga mempraktekan beberapa teori dan metodologi dalam ilmu persepak bolaan.

“Daripada kami mengajarkan tentang bagimana memenangkan kompetisi, kami lebih fokus membantu tentang bagaimana cara berhubungan (bounding) dengan anak-ank murid mereka untuk mengajarkan mereka mengenai lingkungan, percaya diri, dan kepemimpinan, serta merancang permainan dan latihan seperti yang kami lakukan sekarang,” ujarnya.

Menurutnya yang terpenting dalam pelatihan tersebut ialah bagimana para pelatih sepak bola ini mentransferkan dan mempertahankan passion anak-anak yang ingin bemain sepak bola.

“Yang terpenting bagi kami adalah bukan saja bagaimana anak-anak disni mempunyai passion untuk olahraga bola tapi juga pelatih yang bagus, yang ingin mendukung dan mendorong anak-anak murid mereka menjadi lebih baik, baik pribadi maupun kemampuan bermain bola,” kata Charlie.

Sedangkan bagi Pelatih Sepak Bola Wanita Jenifer Smith dari BAWSI mempunyai misi mulia yaitu bagimana dirinya ingin mendorong persepakbolaan wanita di Indonesia khususnya di Bandung ini. “Saya datang untuk melatih dan mengajak wanita juga anak diffabel untuk lebih terlibat dalam olahraga,” ujarnya.

Menurut Jenifer, semua anak-anak perempuan harus mebcoba bermain bola, tidak hanya bola semua jenis olahraga, dirinya berharap mereka mau mencobanya.

“Karena olahraga itu mengenai kesehatan, kalau kamu berolahraga sepak bola kamu pasti berlari dan emakin banyak kamu berlari semakin sehat. Bukan hanya itu saja, di olahraga ini kamu juga akan mendapatkan bagaimana bekerja sama, kepemimpinan dan kordinasi, jadi kalau anak-anak perempuan ini berolahraga mereka akan menjadi orang yang berbeda dalam hidup mereka, dan akan lebih siap untuk menerima tantangan baru,” jelas Jenifer.

Pelatih muda sepak bola Alumni Asian Soccer Academy, Qinthara Nabigha (24) mengungkapkan pengalamannya saat diundang ke Amerika Serikat untuk mendapatkan pelatihan ynag diadakan pada tahun lalu.

“Kita waktu itu diundang setelah melalui seleksi sehingga terpilih menjadi pelatih muda sepakbola yang diundang ke Amerika Serikat, tepatnya ke San Fransisco dan Washington DC bersama 14 temen lainya selama satu minggu dalam acara Sport Visitor Program,” jelasnya.

Lebih jauh dirinya menceritakan, dirinya saat disana mereka bertukar ilmu tentang ilmu sepak bola sebagai pelatih Indonesia dan mempelajari bagaimana persepak bolaan di Amerika itu seperti apa.

Kita tidak hanya belajar di lapangan saja, tapi juga belajar menjadi pelatih sendiri, bagaimana komunikasinya, pemecahaan masalahnya, dan juga tentang kepemimpinan di dalam dan di luar lapangan. Kita juga diajak melihat langsung bagaimana tim nasional sepak bola wanita Amerika sesang berlatih, dan juga ke belajar ke Universitas disana tentanf publik speaking, karena kalau ngelatih pun kita harus punya komunikasi yang bagus,” tandasnya.

(bie)