RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat beserta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar rapat rencana teknis penanggulangan bencana banjir.
Acara yang diselenggarakan di Gedung Sate itu dihadiri pula oleh kepala daerah atau perwakilannya yang terdampak bencana. Mereka yang hadir adalah Bupati Bogor, Bupati Bandung Barat, Bupati Indramayu, Wakil Bupati Subang, Wakil Bupati Karawang, serta perwakilan dari Pemda Kab. Bandung, Kota dan Kabupaten Bekasi, serta Kota Depok.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, selain evaluasi, ada banyak hal seputar solusi penanggulangan banjir di Jabar secara komprehensif sesuai kewenangan maupun bersifat kolaborasi.
“Kita akan melakukan rencana aksi, apakah bendungan yang dibangun secepatnya, apakah normalisasi, pengerukan, dan lain-lain,” kata dia usai rapat, Kamis (16/1/2020).
Selain itu, pembahasan menyasar seputar anggaran. Pemerintah akan mengebut aksi penanggulangan banjir sesuai dengan anggaran yang ada di Tahun 2020.
“Komitmen dari Kementerian (PUPR) sangat kuat untuk membereskan yang bisa dikebut di 2020. Oleh karena itu, Insyaallah ini akan menjadi sebuah contoh ketanggapan dari pemerintah daerah yang bekerja sama dengan pemerintah pusat,” ujarnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sementara itu menjelaskan bahwa seja Terowongan Nanjung di Curug Jompong beroperasi, banjir di cekungan Bandung seperti daerah Dayeuhkolot tidak berlangsung lama, bahkan nyaris tidak terdengar adanya banjir.
“Untuk banjir Citarum, kami ingin sampaikan dengan hujan paling besar pada 17 Desember (2019) nyaris tidak terdengar ada banjir yang berkepanjangan di Dayeuhkolot, karena ada operasi dari Terowongan Cijompong,” ujar Basuki.
Basuki juga mengatakan, untuk mengurangi banjir di cekungan Bandung secara signifikan pihaknya tengah menyelesaikan sodetan Cisangkuy yang bisa mengalirkan 80 persen air dari sungai Cisangkuy langsung ke Citarum.
Dia berharap, April 2020 proyek sodetan Cisangkuy ini bisa selesai sehingga banjir di Dayeuhkolot dan sekitarnya bisa dikendalikan secara optimal. “Dengan demikian saya ingin tahun 2020 ini banjir di cekungan Bandung bisa kita kendalikan dan lebih baik. Karena saya harus memfokuskan ke hilir, seperti Karawang, Muara Gembong, Cilamaya yang tahun ini juga terkena banjir besar,” katanya.
Terkait penanganan banjir di Karawang dan Bekasi, Basuki turut menyinggung rencana pembangunan Bendungan Cibeet dan Cijuray yang ditargetkan bisa terealisasi tahun depan dan pembangunan bendungan diharapkan selesai paling lambat 2024.
“Karena Cibeet ada di Kabupaten Bogor untuk mengendalikan banjir di Karawang dan Bekasi, sehingga penduduk ingin ada bendungan sendiri di Cijuray untuk irigasi. Saya kira dua-duanya penting,” ucap Basuki.
“Kita pastikan itu (Bendungan Cibeet dan Cijuray) dibangun dua-duanya kalau itu diperlukan rakyat, tidak perlu mana yang duluan,” tegasnya.
Sementara untuk Bendungan Sukamahi dan Ciawi yang akan berfungsi sebagai pengendali banjir di Jakarta, Basuki berharap bendungan tersebut bisa beroperasi di akhir 2020.
Adapun pembebasan lahan untuk kedua bendungan tersebut sudah mencapai 98 persen, sementara progres pembangunan sendiri mencapai sekira 50 persen. “Mudah-mudahan akhir Desember tahun ini bisa kita fungsikan, sudah selesai,” ujarnya mengakhiri.