RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melanjutkan revitalisai pasar tradisional. Program ini mengharuskan setiap kabupaten kota terpilih memasukkan unsur kekhasan daerah dalam infrastruktur yang dibangun.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Indag Jabar, Eem Sujaemah menyatakan tahun ini rencananya ada sepuluh pasar rakyat dan satu pasar kreatif yang akan direvitalisasi sebagai bentuk realisasi program Pasar Jawa Barat Juara.
“Pasar rakyat yang akan direvitalisasi tersebut di antaranya di Kabupaten Sumedang, Cirebon, dan Tasikmalaya. Pokoknya tahun ini ada sebelas pasar yang akan direvitalisasi, terdiri dari sepuluh pasar rakyat dan satu pasar kreatif,” kata dia, Kamis (16/1/2020).
Sebelum merealisasikannya, pada pekan depan Indag akan melaksanakan rapat dengan kabupaten/kota membahas progres yang menjadi acuan keberhasilannya. Pasalnya, dalam pembangunannya, terdapat beberapa koridor yang harus diperhatikan.
Di antaranya yakni bentuk atap pasar, memiliki ciri khas Jawa Barat (Gedung Sate), dan ada simbol dari kota/kabupaten di pasar rakyat yang dibangun tersebut. Bentuk atap pasar yang akan dibangun terdapat tiga pilihan yakni bentuk Julang Ngapak, Tagog Anjing, dan Badak Heuay.
“Adanya nomenklatur-nomenklatur di pasar rakyat yang direvitalisasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini dikarenakan bantuan pembangunan tersebut sifatnya bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada kabupaten/kota. Pemerintah provinsi sebagai mediator pemerintah pusat di daerah,” terangnya.
Diketahui, Tahun lalu sudah ada tujuh pasar rakyat yang tersebar di enam kabupaten/kota yang direvitalisasi. Di antaranya Pasar Manis Ciamis, Pasar Langensari Banjar, dan Pasar Baleendah Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Indag Provinsi Jawa Barat M Arifin Soendjayana tujuan dari program ini dalam rangka penguatan pasar rakyat di 27 kabupaten/kota agar dapat berinovasi kreatif digital dengan tata kelola yang lebih professional.
Pada 2020, besaran bantuan keuangan untuk revitalisasi pasar rakyat ini bervariasi, mulai Rp 6 miliar, Rp 10 miliar, dan Rp 15 miliar sesuai hasil verifikasi yang telah dilakukan ke lapangan.
“Tujuan program ini agar pasar rakyat dapat berdaya saing tanpa menyampingkan unggulan lokal dan budaya,” kata Arifin.
Tak hanya melulu soal infrastruktur fisik, revitalisasi pasar rakyat pun harus menyentuh aspek lain. Para pengelola pasar dan pemerintah Kabupaten Kota harus bisa merancang acara yang dapat menarik masyarakat.
“Pembangunan pasar rakyat tidak hanya secara fisik, tapi harus diwarnai dengan kegiatan lain seperti festival atau pagelaran budaya,” paparnya.
Jika pasar tradisional berhasil menjadi primadona masyarakat kalangan menengah dan atas, maka revitalisasi yang dilakukan Pemprov Jabar berhasil. “Ada ratusan pasar rakyat dalam 5 tahun yang akan kami perbaiki dan kami bangun agar tidak ada lagi pasar yang kotor dan jorok,” ujarnya.