RADARBANDUNG.id, Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro menilai ada ketergesaan terkait penerbitan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) untuk komoditas bawang putih dari Kementerian Pertanian (Kementan). Hal ini bisa memicu kegaduhan berbagai pihak terkait.
RIPH yang diterbitkan berdasarkan dari pihak Kementan total volumenya sebanyak 103.000 ton. Padahal, menurut Darori pemerintah seharusnya tidak melakukan impor tergesa untuk mengesampingkan dugaan adanya kepentingan tertentu.
Terlebih, hal ini memancing protes dari pihak asosiasi karena merasa tidak dilibatkan dalam menelisik perusahaan yang mengajukan RIPH. “Waktu RDP (rapar dengar pendapat) asosiasi pada protes. Perusahaan yang bagus dikasih, yang tidak bagus, jangan,” kata Darori melalui siaran pers yang diterima, Rabu (12/2/2020).
Selain itu, Dewan menilai perubahan peraturan menjelang pergantian menteri harusnya diselisik dan diklarifikasi penerapannya terhadap importir. Harusnya importir wajib menanam 5 persen dari rencana. “Namun, sekarang terbalik. Nanamnya nanti. Kalau saya usulkan ada jaminan dalam tanaman bawang. Jadi importir deposit uang seluas rencana tanamannya,” kata dia.
Menanggapi pernyataan itu, Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Liliek Srie Utami menjelaskan proses RIPH bawang putih sudah diajukan para importir sejak pertengahan November 2019 lalu. Hasil akhir RIPH sebanyak 103 ribu ton bawang pun bukan keputusan dadakan.
Penerbitan ini sudah melalui rapat koordinasi bersama Kementerian Perdagangan dan Kantor Staf Presiden awal Februari 2020 setelah proses yang sudah bergulir sejak 15 November 2019. Hanya saja untuk daftar importir yang memiliki kuota, serta besarannya, ia mengaku tidak memegang datanya secara detail.
Di kesempatan berbeda, pengamat Ekonomi Muliadi Widjaja menilai ada yang kurang pas dengan impor ini. Kementan bisa dianggap lebih membela importir daripada petani. Harusnya, kata dia, kalau pro petani tidak perlu impor di kala stok masih dinyatakan cukup. “Importir selalu dimenangkan pemerintah daripada petani,” katanya.