News

Legenda Persib Himendra Berpulang

Radar Bandung - 15/02/2020, 13:47 WIB
Prof. Abdullah Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., wafat di Rumah Sakit Borromeus, Bandung dan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. (ist)

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Rektor Universitas Padjadjaran periode 1998-2007, Prof. Abdullah Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., tutup usia di Rumah Sakit Borromeus, Bandung, sekitar pukul 22.00, Kamis (13/2) malam. Sontak, kepergian sang rektor ke-9 yang juga legenda Persib Bandung itupun menjadi duka mendalam, tak hanya bagi civitas akademika Unpad, tapi juga Persib serta masyarakat umum.

Menurut Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik Unpad, Aulia Iskandarsyah, kabar meninggalnya Himendra diterima tak lama setelah Himendra wafat. Sebelum meninggal, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad bidang anestesi dan reanimasi itu dikatakan sudah dirawat sejak 9 Februari lalu. Ia menghembuskan nafas terakhir pada usianya yang ke-77 tahun di ruang ICU, tepat dua hari setelah hari kelahirannya tahunnya. “Almarhum meninggal pukul 22.10, Kamis malam,” terangnya saat dihubungi, Jumat (14/2)

Aulia menerangkan, tak lama setelah meninggal, di malam yang sama almarhum kemudian dibawa ke rumah duka di jalan Imam Bonjol, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Kemudian jenazah Himendra pun disemayamkan di masjid Al-Jihad, Unpad Dipatiukur pada Jumat (14/2) pagi. Hal tersebut menjadi pelepasan dan penghormatan terakhir atas dedikasinya.

“Pagi ini almarhum disemayamkan terlebih dahulu di masjid Al-Jihad, Unpad Dipatikukur,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Unpad periode 2007-2015, Ganjar Kurnia turut hadir dalam prosesi tersebut. Ia mengenang sosok almarhum sebagai orang yang begitu menginspirasi dan patut diteladani. Almarhum dikenal sebagai orang yang bersahaja dan mampu membaur dengan setiap lapisan.

“Dia membawa iklim yang akrab, dengan dosen maupun karyawan. Semua karyawan jika bertemu dengannya akan menyapa,” kenang Ganjar di Kampus Unpad Dipatiukur, Jumat (14/2).

Himedra adalah salah satu putra terbaik Unpad. Pemikiran dan kebijakan-kebijakannya sebagai akademisi maupun pejabat Unpad, dinilai telah memberikan kemajuan tidak hanya untuk lingkungan kampus, namun bagi masyarakat luas. Sebuah pesan berharga sempat disampaikan Himendra dalam sebuah pidato di hari purnabaktinya di Ruang Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad Bandung, pada 2013 silam.

Dalam kesempatan tersebut Mahendra dikatakan berharap agar intelektual Unpad tak menjadi “Menara Gading” yang  terus mendekam di laboratorium tapi tak acuh terhadap masyarakat sekitarnya. Intelektual Unpad yang demikian dikatakan sebagai seorang intelektual ‘robot’, yakni intelektual yang hati nuraninya tak terusik untuk membaktikan ilmu pengetahuannya bagi peningkatan kualitas hidup orang banyak.

Himendra pernah berpendapat, kaum akademisi sejatinya diongkosi oleh masyarakat. Karenanya, ilmu pengetahuan seharusnya tidak sebatas menjadi kepentingan perseorangan, tetapi harus bisa disalurkan untuk kemaslahatan masyarakat luas. Seorang intelektual sudah semestinya memiliki kesadaran serta moral sosial. “Dia sangat perhatian. Tentu Unpad sangat kehilangan,” pungkas Ganjar.

Sementara itu, jenazah Himendra pun kemudian dikebumikan di Kompleks Pemakaman Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sekitar pukul 13.00. (cr4/c)