RADARBANDUNG.id- Perjuangan ‘ngamumule’ seni Angklung oleh para guru dan siswa SMPN 2 Ngamprah berbuah manis. Eksul seni Angklung SMPN 2 Ngamprah, Kanupaten Bandung Barat (KBB) yang digandrungi para guru dan siswa ternyata mampu menjadi motivasi tinggi untuk terus berprestasi.
HENDRA HIDAYAT, KBB
KENDATI budaya luar menggempur sebagian besar gaya hidup dan berbudaya generasi muda saat ini. Namun lain halnya bagi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Ngamprah. Betapa tidak, ekstra kurikuler seni angklung masih menempati hati para siswanya.
Tidak urang dari 80 orang personil baru berdatangan tanpa harus ditawarkan setiap tahun. Hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi lingkungan sekolah bahwa budaya warisan leluhur tak luntur di hati generasi muda.
Kepala Sekolah SMPN 2 Ngamprah, Agus Samsu mengatakan, angklung merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang digandrungi oleh sebagian besar siswanya. Tak susah rasanya bagi dirinya melahirkan kembali generasi pecinta budaya sunda masa datang.
“Yang pasti kami sering mendapatkan penghargaan di berbagai festival budaya baik tingkat lokal, provinsi, nasional bahkan di luar negeri,” katanya saat ditemui Radar Bandung.
Selain minat siswa yang begitu tinggi, dukungan orang tua siswa pun begitu terasa hangat menyambut generasi muda pecinta seni musik berbahan bambu tersebut.
Betapa tidak, orang tua tidak jarang duduk berderet diantara penonton yang hadir memberikan motivasi bagi anak yang tampil di atas panggung. “Terkadang ketika latihan maupun tampil para orang tua siswa ikut datang,” ujar Agus.
Kesan yang berbeda dirasakan, Pembina Angklung SMPN 2 Ngamprah, Ardian Sawarman, menurutnya, hal terindah yang tak mampu dilupakan dalam benaknya tatkala anak asuhnya menampilkan kebolehan di luar negeri. Momen tersebut sama sekali tak terbayang akan dialaminya.
“Alhamdulillah kita tampil beberapa kali di sana (Singapura) mengikuti festival Chingay Parade,” tuturnya.
Dalam satu minggu setidaknya empat kali latihan dilakukan untuk menjaga performa anak asuhnya agar tetap prima. Tak hanya menampilkan lagu nasional maupun daerah saja, lagu pop terbaru bahkan lagu luar pun disulap dengan tangga nada yang berasal dari suara bamboo hitam (awi wulung) tersebut.
“Kita membawakan lagu nasional, daerah, hingga lagu pop yang sedang hits di kalangan masyarakat,” akunya.
Tentunya Ia berharap, antusiasme siswa dalam melestarikan budaya Sunda tersebut tetap terjaga hingga generasi berikutnya. Terlebih hingga saat ini, minat yang masih luar biasa ditujukan anak asuhnya. “Mudah-mudahan budaya kita ini terus mendunia,” pungkasnya. (*)