RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pancasila sebagai ideologi negara merupakan hal mendasar yang harus tertanam dalam hati sanubari warga negara Indonesia. Akan tetapi, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara tidak hentinya juga dipertentangkan oleh mereka yang memiliki pemahaman tertentu terkait konsep sebuah negara.
Bagi mereka, Pancasila sebagai suatu konsep Ideologi Negara sekaligus Dasar Negara tidak sejalan dengan berbagai konsep ajaran agama sebagai suatu keyakinan sehingga berujung pada adanya suatu kelompok masyarakat yang memiliki keinginan untuk mengganti ideologi negara dan dasar negara.
Disamping banyak pemikiran dan konsep-konsep yang bertentangan bagi mereka, munculnya sebuah sikap radikalisme jelas merupakan sebuah ancaman yang bersifat ideologi bagi keutuhan NKRI.
Baca Juga: Pangeran Charles Positif Corona, Mengasingkan Diri di Skotlandia
Radikalisme merupakan suatu paham baru yang dibuat oleh sekelompok orang dengan beralasan adanya perintah agama, kehidupan sosial dan politik dan memliki tujuan mengubah suatu paham dan ideologi yang ada menggunakan sikap dan cara-cara kekerasan.
Adanya sikap kekerasan yang dilakukan tentu saja menjadi sebuah hal yang sangat bertolakbelakang dengan saripati budaya bangsa yang tertuang dalam Pancasila. Padahal seperti yang diketahui bersama bahwa, nilai-nilai keagamaan tercantum juga pada sila-sila dalam Pancasila khususnya sila ke-1.
Salah satu aktivis milenial muslim Robby Xandria mengatakan, kerukunan dan nilai toleransi seharusnya menjadi sebuah pilar utama dalam kehidupan persatuan dan kesatuan di sebuah negara keberagaman bernama Indonesia ini.
“Untuk hidup di negara Indonesia ini seharusnya setiap warga negara mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia bukanlah negara konflik, seperti negara di timur tengah pada umumnya. Indonesia adalah negara yang damai, dan sangat menghargai keberagaman. Nilai-nilai tertuang tertuang dalam Pancasila. Sedangkan, radikalisme cenderung mengedepankan konflik dan merusak perdamaian,” ujar Roby dalam diskusi, Rabu (25/3).
Roby menambahkan, bahwa mengingat bahaya dan tidak idealnya paham radikalisme di NKRI, tentu saja penyebaran masif faham radikalisme harus dicegah.
Baca Juga: Wali Kota Bandung dan Istri Sudah Lakukan Rapid Test COVID-19, Ini Hasilnya
“Terutama melalui peran aktif para jurnalis dan pemuda muslim Indonesia. Pasalnya, para pemuda sering menjadi sasaran empuk penyebaran paham radikalisme tersebut. Padahal seyogianya pemuda menjadi garda terdepan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Disamping itu para jurnalis disini bertindak sebagai tokoh penting dalam memberikan pencerdasan dan meluruskan sebuah pemahaman masyarakat yang bisa saja dibengkokkan oleh mereka yang menyebarkan paham radikalisme,” papar Roby.
Melihat pentingnya hal tersebut, Roby membeberkan, sebagai kaum Milenal Muslim yang cinta akan persatuan dan persatuan, MMB (Milenial Muslim Bersatu) bermaksud menghadirkan konten kreatif yang kekinian dalam bentuk video pencerdasan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang memiliki kapasitas tinggi dibidangnya.
“Tujuannya memberikan wawasan yang sangat penting bagi kita.
Dengan begitu, kita semua bisa menangkal dan mewaspadai bahaya radikalisme dengan baik,” pungkasnya.
(dos)