RADARBANDUNG.id, JAKARTA – Ketidakpastian kelanjutan Liga 1 musim 2020 akibat wabah korona (Covid-19) membuat klub-klub peserta ketir-ketir. Sebab, dalam ketidakjelasan kompetisi, klub tidak punya pendapatan. Sebaliknya, pengeluaran terus berjalan untuk membayar kontrak pemain dan ofisial.
Karena itu, pada 22 Maret lalu, 10 klub Liga 1 bergerak. Yakni, Madura United, Persib Bandung, Arema FC, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, Persija Jakarta, Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh, PSM Makassar, dan Barito Putera. Mereka melakukan virtual meeting untuk menyikapi situasi yang ada. Lantas, lahir empat poin dari hasil virtual meeting tersebut.
Namun, empat poin dari hasil virtual meeting itu bukan kesepakatan bersama. Artinya, empat poin yang sudah dihasilkan bukan kesimpulan yang lantas disepakati peserta Liga 1 lainnya. Seperti yang dikatakan Sekretaris Persiraja Rahmat Djailani kepada Jawa Pos, Selasa (24/3).
Baca Juga: Bupati Bandung Barat Intruksikan Kadis Tingkatkan Pencegahan Covid-19
Rahmat menyebut, empat poin itu adalah hasil diskusi. Di antara 10 klub, juga ada yang tidak sepakat dengan beberapa poin. ’’Jadi, tidak bisa disimpulkan ya. Itu hanya hasil pembicaraan saja, bukan kesimpulan menyeluruh sekali lagi. Virtual meeting itu dilakukan juga untuk menyikapi tentang kompetisi yang harus berhenti karena korona,’’ terangnya.
Rahmat juga menjelaskan mengapa hanya 10 klub yang ikut virtual meeting. Awalnya, semua klub setuju untuk berdiskusi bersama melalui virtual meeting. ’’Karena hanya dari obrolan grup WA saja tidak bisa,’’ ucap Rahmat. Lantas, ditetapkan pukul 12.00 Minggu lalu dilakukan virtual meeting.
Tapi, entah dari mana, ada satu klub yang mengusulkan ’’test drive’’ beberapa jam sebelumnya. Lantas, sembilan klub lain, termasuk Persiraja, setuju. ’’Alasannya agar nanti saat virtual meeting sebenarnya bisa nyaman. Eh, ternyata yang awalnya hanya uji coba keterusan diskusi,’’ paparnya.
Lantas, apakah empat poin tersebut akan dibawa ke LIB atau PSSI? Rahmat tidak bisa menjawab. Yang jelas, dia menegaskan bahwa empat poin yang dihasilkan bukan kesepakatan bersama. Perlu ada diskusi lagi yang nantinya menghasilkan kesimpulan dari 18 klub Liga 1. ’’Dari kami sendiri sudah menyurati LIB dan PSSI mengenai hal ini. Fokus kami Liga 1 harus tetap berjalan sesudah wabah ini berakhir, tidak boleh berhenti,’’ tegasnya.
Menurut Rahmat, sulit jika Liga 1 berhenti di tengah jalan. Pihaknya akan sulit mengembalikan uang sponsor serta tiket terusan semusim yang sudah terjual. ’’Dari tiket terusan saja kami sudah dapat Rp 2 miliar,’’ ucapnya.