News

Virus Corona Sudah Renggut Nyawa 25 Dokter

Radar Bandung - 05/04/2020, 09:46 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Virus Corona Sudah Renggut Nyawa 25 Dokter
Dokter berjuang mati-matian menyembuhkan pasien terinfeksi virus corona. Foto AFP via Getty Images.

RADARBANDUNG.id – Virus Corona sudah merenggut nyawa para pejuang kesehatan di Indonesia.
Para tenaga medis, baik dokter maupun perawat yang berada di garda terdepan harus kehilangan nyawa.

Data para dokter dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sedikitnya sudah ada sekitar 25 dokter yang wafat.

Umumnya, mereka bukanlah dokter yang langsung menangani pasien Covid-19 di ruang isolasi. Tapi para dokter pelayanan (front liners) yang membuka praktik pribadi atau melayani pasien umum.

Baca Juga: Kabar Duka, Seorang Dokter di Bandung Meninggal di RSHS karena Corona

Misalnya ada Dokter Spesialis THT, Dokter Spesialis Ortopedi, Dokter Gigi, dan dokter umum.

Mereka tentu tak langsung menangani pasien Covid-19 di ruang isolasi tapi bertemu pasien secara tak sengaja di ruang praktik mereka yang ternyata sudah tertular Covid-19. Baik tanpa gejala maupun dengan gejala tapi tak disadari.

Baca Juga: 6 Dokter Meninggal Dunia saat Bertugas Tangani Pasien Virus Corona

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menilai situasi ini sebagai situasi yang terlambat.

Sesama rekan sejawat, ia melihat, Indonesia terlambat mengantisipasi virus ini saat sudah masuk ke Tanah Air.

Baca Juga: 2 Dokter Asal Jabar Meninggal, Diduga Terpapar Covid-19 dari Pasien

“Memang Indonesia termasuk terlambat. Saya juga nggak mau salahkan para dokter. Kalau kami dan saya pribadi sejak awal muncul kasus itu di Wuhan, Tiongkok, sudah menggelar berbagai seminar edukasi sejak Januari dan sudah mengantisipasi praktik dengan segala Alat Pelindung Diri (APD) dasar. Tapi kan memang banyak pasien saat ini yang tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG),” papar dr. Ari kepada JawaPos.com, baru-baru ini.

Baca Juga: 247 Orang Terinfeksi Corona di Jawa Barat, 28 Meninggal

Kenapa bisa dikatakan terlambat? dr. Ari mengungkapkan, sejak Januari-Februari, Covid-19 selalu diumumkan hasilnya negatif di Indonesia. Karena itu, Sense of crisis dan awareness akan Covid-19 itu kurang. Padahal bisa saja virus itu sudah masuk namun belum terdeteksi.

“Baru mulai ngeh saat Presiden umumkan pasien 1 dan 2 itu yang di Depok saat awal-awal Maret. Jadi memang terlambat,” tambahnya.

Baca Juga: 41 Warga Bandung Positif COVID-19, Terbanyak di Cicendo dan Kiaracondong 

Sehingga para dokter yang berpraktik, kata dia, kemungkinan sudah banyak bertemu secara tak sengaja dengan pasien tanpa gejala.

Barulah setelah ada beberapa dokter yang sakit dengan gejala virus corona dan dirawat sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) membuat rekan sejawat sadar bahwa Covid-19 sudah ada dekat.

Jumlah Dokter Meninggal di Indonesia Lebih Tinggi dari Tiongkok?

Baca Juga: Ulama Saudi: Istri Berhak ‘Tendang’ Suami dari Ranjang Jika Khawatir Tertular Virus Corona

Menurut dr. Ari, data itu memang belum ada perbandingannya. Hanya saja kondisi Indonesia mirip dengan Italia yang menghadapi krisis dengan angka kematian lebih tinggi dibanding Tiongkok, Korea Selatan, dan Singapura.

“Memang belum ada ya data perbandingan. Tapi kalau dilihat dari Korea Selatan, itu baru ada 1 dokter meninggal saja katanya pemerintahnya merasa bersalah sekali. Apalagi kita di Indonesia. Kondisinya kalau kita mirip dengan Italia lah,” katanya.

Baca Juga: Pengin Cepat Dapat Listrik Gratis dan Diskon? Cek di Sini Caranya

Sejumlah dokter yang sudah wafat sejak pandemi Covid-19 ini masuk ke Indonesia adalah Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Laurentius P Sp.KJ, Dokter Spesialis Paru dr. Ucok Martin, Sp.P, Dokter Spesialis Saraf dr. Hadio Ali, Sp.S.

Selain itu, Dokter Spesialis THT dr. Adi Mitsa Putra, Sp.THT, Dokter Spesialis Bedah dr. Djoko Sudodjoko, Sp.B, Satgas Tim Penanggulangan Covid-19 dr. Toni Daniel Silltonga, Guru Besar Epidemologi Universitas Indonesia Prof. dr. Bambang Sutrisna MHSc, dr. H. Efrizal Syamsuddin, MM, Guru Besar Farmakologi FK Universitas Gajah Mada Prof. Iwan Dwiprahasto, dr. Exsenveny Lalopua. M.Kes, dr. Bartholomeus BSK Wibowo, dr. Ratih Purwarini, dr. Jeanne PMR Winaktu. Sp.BS.

Terbaru adalah Dr. dr. Lukman Shebubakar, Sp.OT(K), Ph.D dari RS Premier Bintaro.

Sebelumnya juga ada dari rumah sakit yang sama adalah Dokter Spesialis Saraf dr. Hadio Ali, Sp.S. Dan juga perawat dari rumah sakit yang sama yakni Setia Ariwibowo.

(jpc)


Terkait News
Kunjungi SMA Taruna Nusantara di Kota Cimahi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Usulkan Bangun Trotoar
News
Kunjungi SMA Taruna Nusantara di Kota Cimahi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Usulkan Bangun Trotoar

RADARBANDUNG.ID, KOTA CIMAHI – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi belum lama ini mengunjungi SMA Taruna Nusantara Kampus Cimahi, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang sering mengenakan pakaian dinas serba putih tersebut memberikan wejangan penting untuk siswa-siswi SMA Taruna Nusantara, serta Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan alumnus. Dari […]

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Tegaskan Tidak Masalah Diterpa Isu dan Badai, yang Penting Cepat dan Menangani
News
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Tegaskan Tidak Masalah Diterpa Isu dan Badai, yang Penting Cepat dan Menangani

RADARBANDUNG.ID, KOTA CIMAHI- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan pidato saat mengunjungi SMA Taruna Nusantara Kampus Cimahi. Sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menerangkan, tidak mungkin menghadapi satu sekolah. “Saya menghadapi tawuran, segala macem yang kemaren,” Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi mengatakan, mengambil pijakan yang cepat, walaupun tanpa kajian. “Engga ada urusan, ini […]

ITB Apresiasi Presiden, Kapolri dan DPR Atas Penangguhan Penahanan Mahasiswinya
News
ITB Apresiasi Presiden, Kapolri dan DPR Atas Penangguhan Penahanan Mahasiswinya

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- Institut Teknologi Bandung (ITB) mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas penangguhan penahanan mahasiswinya berinisial SSS terkait meme Prabowo dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi). ITB akan memberikan pembinaan dan edukasi kepada mahasiswinya itu agar tindakan serupa tidak terulang. “ITB mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Republik […]

Lapor ke Prabowo, Driver Ojol se-Jabar Tolak Rencana Merger Grab-GoTo
News
Lapor ke Prabowo, Driver Ojol se-Jabar Tolak Rencana Merger Grab-GoTo

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Perkumpulan Online Roda Dua Se-Jawa Barat atau POROS menyampaikan surat terbuka kepada Presiden RI Prabowo Subianto yang berisi penolakan rencana merger Grab-Goto atau akuisisi Goto. Surat terbuka itu disampaikan pada 10 Mei 2025 dengan menegaskan tujuh alasan penolakan aksi korporasi yang tengah ramai itu karena sangat berdampak tak hanya bagi driver, konsumen, tapi […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.