RADARBANDUNG.id – Fenomena virus corona yang mewabah ke seluruh dunia bahkan ke Indonesia menjadi suatu isu sangat trend hari ini. Penyebaran virus corona yang begitu cepat, Juru bicara pemerintah khusus penanggulangan virus corona Achmad Yurianto mengumumkan 7 pasien baru yang positif terjangkit virus corona dan semuanya digolongkan sebagai imported case. Dengan demikian, sejauh ini telah ditemukan 34 kasus positif virus corona (Berita CNN Indonesia, Rabu 11/03/2020).
Data Johns Hopkins CSSE menyebutkan, hingga Selasa (17/3/2020) pukul 7.33 WIB, jumlah kasus corona di Indonesia mencapai 134 kasus. 5 orang meninggal dunia, sementara 8 orang lainnya dinyatakan sembuh (Berita Tirto.id, Selasa 17/03/2020).
Kasus positif virus corona baru atau COVID-19 di Indonesia jumlahnya semakin meningkat dan menyebar di 17 provinsi. Data pemerintah pusat per Jumat sore, 20 Maret 2020, pasien positif mencapai 369. 32 di antaranya meninggal dunia dan 17 orang lainnya dinyatakan sembuh. “Ada 60 kasus baru, sehingga total kasus positif adalah 369,” kata Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers, di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Baca Juga: Pandemi Corona, Polda Jabar: Tidak Ada Penutupan atau Penyekatan Jalan
Jumlah pasien sembuh dari virus COVID-19 juga bertambah menjadi 17 kasus. Penambahan terbaru terjadi di Jakarta (1 kasus). Akan tetapi, jumlah kematian per 20 Maret 2020 kembali meningkat (Koesno, 2020).
Fakta ini menggambarkan begitu cepatnya virus corona mewabah, akibatnya berdampak ke seluruh aktifitas kehidupan. Dari sisi bisnis jelas sangat mengkhawatirkan ditambah dengan pemberitahuan pemerintah melalui pengumuman agar seluruh masyarakat di Indonesia melakukan aktifitasnya di rumah dan membatasi kontak dengan lingkungan luar atau disebut social distancing. Masyarakat menjadi panik dalam menjalankan aktifitasnya apalagi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari.
Pengurangan aktifitas di luar menyebabkan bisnis mengalami dampak positif dan negatif akibat peristiwa tersebut. Setiap orang akan membatasi dan mengurangi transaksinya untuk sektor tertentu, namun di sektor lainnya berdampak semakin banyaknya masyarakat berlomba-lomba berbelanja di toko dengan jumlah yang banyak untuk membeli keperluan rumah tangga untuk stok persediaan yg lebih lama agar tidak kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.