RADARBANDUNG.id – PENERAPAN Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota di seluruh Indonesia, dalam rangka mencegah penyebaran pandemi Corona COVID-19. Masyarakat tidak diperbolehkan berdekatan (social distancing), dan pemberlakuan skema work from home diberlakukan banyak perusahaan. Pemerintah mengambil langkah opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan. Dalam UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan Pasal 59 ayat (1) disebutkan; PSBB merupakan bagian dari respons Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Sedangkan ayat (2) berbunyi; PSBB bertujuan mencegah meluasnya penyebaran penyakit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang sedang terjadi antarorang di suatu wilayah tertentu (Putra, 2020).
Wabah coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang mewabah saat ini sangat mematikan. Penyebarannya begitu cepat karena bisa ditularkan lewat berbagai media, makhluk hidup maupun benda mati. Sekitar 70% warga Indonesia bisa tertular coronavirus dan 1,5 juta lebih penduduk bakal meninggal dunia apabila tidak ada langkah disiplin memutus rantai penyebaran, tidak ada alat pelindung diri yang cukup, dan pelayanan medis yang tidak memadai. Menilik penularannya yang sangat cepat, angka kematian yang begitu tinggi, dan daya rusak yang amat besar terhadap perekonomian, berbagai negara kini menabuh genderang perang terhadap wabah coronavirus. Indonesia pun berada dalam situasi perang melawan coronavirus. Sebagaimana perang, setiap orang harus tunduk pada komando pemimpin, fokus pada satu tujuan, dan bertempur bersama untuk mengalahkan coronavirus (Dorimulu, 2020).
Baca Juga: Tenaga Medis yang Meninggal Karena Tangani Covid-19 Dapat Santunan Rp 300 Juta
Pada pertengahan Maret lalu, setelah kematian pertama akibat virus corona di Indonesia dan ditetapkannya pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Yurianto mengatakan pemerintah “harus lebih keras lagi” mengendalikan penularan virus corona di dalam negeri. Dirjen WHO mengatakan, penetapan status berkaitan dengan kecepatan virus corona menyebar dengan luas. Dekalarasi virus corona atau Covid-19 dilakukan untuk memicu pemerintah negara di seluruh dunia menyiapkan rencana kesiap-siagaan darurat untuk melindungi masyarakat (Amindoni, 2020).
Pemberlakuan sosial distancing yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan ikut berdampak pada tren minat belanja online orang Indonesia. iPrice merangkum habit belanja online orang Indonesia memanfaatkan data impression dari Google Analytics selama periode Maret 2020 dan Februari 2020. Berikut ini beberapa highlight menarik seputar peningkatan minat produk orang Indonesia pada saat pandemic Covid 19. Riset ini dilakukan dengan melacak minat belanja online orang Indonesia terhadap sejumlah produk selama masa COVID-19. Instrumen yang dipakai untuk mengetahui ketertarikan konsumen adalah data impression di Google Analytic, dan data diambil dengan membandingkan periode 1-29 Februari dan 1-29 Maret 2020 (IPrice, 2020), yaitu ;
- Produk kesehatan pencegahan virus COVID-19
Minat belanja produk kesehatan secara online mengalami peningkatan yang signifikan. Hand sanitizer atau pembersih tangan yang menjadi produk preventif penyebaran virus dengan daya minat belanja tertinggi yaitu 5.585% diikuti vitamin C dengan peningkatan minat belanja hingga 1.986%. Peningkatan minat belanja berdampak pada tingginya demand dari produk hand sanitizer. Peningkatan terjadi hingga 100% pada toko ritel dan menjadikan banyaknya pembeli yang beralih membeli produk hand sanitizer secara online di platform e-commerce. Produk lain yang juga ikut meningkat daya minatnya adalah Dettol hingga 1.395%. Demand terhadap Dettol dan Lysol selama musim COVID-19 terjadi secara global dikarenakan penganjuran penggunaan produk ini sebagai salah satu disinfektan untuk membunuh virus Corona. Salah satu gejala dari kasus positif COVID-19 adalah suhu tubuh yang tinggi yaitu 37,8 celcius ke atas. Hal ini minat terhadap pembelian pengukur suhu tubuh meningkat. Untuk termometer biasa, terjadi peningkatan hingga 1.007%. Sedangkan minat belanja paling tinggi ada pada produk Termometer Lotus dengan rentang harga Rp 1 juta-3 juta. Produk kesehatan selanjutnya adalah masker mulut dengan peningkatan minat beli sehingga 167%. Pada riset iPrice sebelumnya, harga dan minat belanja masker mulut sudah meningkat sejak bulan Januari yaitu pada saat kasus awal virus Corona muncul di negara tetangga Singapura dan Malaysia. Hal ini menyebabkan peningkatan di Februari tidak menunjukan data yang meningkat drastis seperti produk kesehatan lainnya.