Cerita tentang Kekejaman Kim Jong Un, Eksekusi Paman dengan Anjing Lapar
RADARBANDUNG.id- Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un terus menjauh dari sorotan publik.
Setelah muncul terakhir kali pada 11 April lalu, cucu pendiri Korut Kim Il-sung itu tak terlihat lagi di depan umum sehingga memunculkan berbagai spekulasi.
Baca Juga: Jika Kim Jong Un Meninggal, Korut Bakal Dipimpin Diktator Perempuan
Seiring spekulasi yang terus berkembang, kabar-kabar miring tentang tokoh yang memimpin Korut sejak akhir 2011 itu pun bermunculan. Kini, gaya hidup dan cara Jong Un memerintah pun jadi omongan.
Jong Un dikabarkan sebagai sosok despot. Konon, putra mendiang Kim Jong-il itu sangat kejam tanpa pandang bulu.
Baca Juga: Bos TV Hong Kong Sebut Kim Jong-un, Pimpinan Tertinggi Korut Sudah Meninggal
Di antara korban kekejaman Jong Un adalah pamannya sendiri, Jang Song-thaek. Saat ayah Jong-il memerintah, Song-thaek merupakan pembantu yang setia bagi penguasa Korut itu.
Namun, saat Jong Un menggantikan ayahnya pada pertengahan Desember 2011, Song-thaek mulai tersingkir dari lingkar kekuasaan. Jong Un tak menyukai Song-thaek.
Nahas bagi Song-thaek. Pada 2013, Jong Un memerintahkan eksekusi terhadap Song-thaek atas dasar tuduhan mengkhianati negeri.
Cara eksekusi terhadap Song-thaek pun tak lazim. Song-thaek ditelanjangi, lantas dikurung dalam kandang berisi 120 anjing kelaparan.
Kabar tentang kekejaman Jong Un itu pertama kali muncul di media Tiongkok, namun belum ada konfirmasinya. Meski demikian, itu bukan satu-satunya cerita tentang kebengisan Jong Un.
Ada pula cerita lain tentang kekejaman Jong Un. Bisa jadi film James Bond bertitel The Spy Who Loved Me menginspirasi Jong Un tentang cara mengeksekusi orang yang tak dia suka.
Seorang jenderal Korut yang dituduh menyusun skenario kudeta, dilemparkan ke kolam yang dipenuhi ikan piranha.
Sebelum dijadikan santapan piranha, jenderal nahas itu dipotong lengannya dan dilukai dadanya terlebih dahulu agar darah yang mengucur mengundang keganasan hewan air pemakan daging tersebut.
Jong Un memamerkan kekejamannya tak lama setelah memegang tampuk kekuasaan Korut. Pada 2012, dia memerintahkan eksekusi terhadap Wakil Menteri Angkatan Darat Korut Kim Chol.
Pembunuhan itu didasari tuduhan bahwa Kim Chol dikabarkan mabuk saat masa berkabung atas kepergian Kim Jong-ill pada 17 Desember 2011. Cara mengeksekusi Kim Chol pun sensasional, yakni meledakannya menggunakan mortir.
Jong Un juga memerintahkan eksekusi terhadap lingkaran dekatnya, yakni Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea Ri Yong-ho. Eksekusi itu didasari tuduhan bahwa Yong-ho merupakan lingkaran dekat Song-thaek.
Kabarnya, Jong Un dalam kondisi mabuk berat saat memerintahkan eksekusi terhadap dua pembantu pamannya pada 2013 itu. Sosok ‘chubby’ itu memang demen minuman keras, bahkan menghabiskan puluhan juta dolar AS (USD) demi membeli khamar bermerek.
Jong Un juga memerintahkan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri, Kim Jong-nam di Kuala Lumpur International Airport pada 2017. Peristiwa itu pun jadi insiden internasional.
Eksekusi terhadap Jong-nam melibatkan dua wanita warga negara lain, yakni Doan Thi Huong dari Vietnam dan Siti Asiyah asal Indonesia. Jong-nam dibunuh dengan menggunakan cairan kimia yang disemprotkan ke wajahnya.
(star/ara/jpnn)