Pembunuhan Brutal Keponakan Kepada Pamannya Saat Sedang Salat Magrib, Tusuk Dada Tembus Punggung
RADARBANDUNG.id- Kasus keponakan bunuh paman saat salat Magrib menggegerkan warga Kelurahan Ogan Baru, Kertapati, Palembang, Selasa (7/7/2020).
Junaidi (66) tewas di tangan keponakannya sendiri Dedi Haryadi (36). Dedi menusuk dada pamannya hingga tembus punggung.
Tak hanya itu, pelaku juga menusuk leher korban. Akibatnya, korban yang tengah melaksanakan salat Magrib terkapar dan bersimbah darah di lantai.
Peristiwa itu terjadi di rumah Junaidi di RT 31 RW 06, Jalan Kemas Rindo, Kelurahan Ogan Baru, Kertapati, Palembang pada Selasa (7/7) pukul 18.30 WIB.
“Almarhum dibunuh saat salat Magrib,” aku Hartati, keluarga korban sekaligus ibu pelaku, Rabu (8/7/2020).
Hartati baru mengetahui peristiwa itu setelah selesai menunaikan salat Magrib.
Sedangkan menurut keterangan putra Hartati, Dedi membawa sebilah pisau dan melangkah dengan cepat ke arah rumah korban yang hanya berjarak 20 meter dari rumah pelaku.
Pelaku saat itu mengatakan akan menghabisi orang. ”Kami kira dia ini cuma main-main aja,” terangnya.
Pelaku Dedi mendatangi rumah korban sambil membawa pisau. Ia mengetuk pintu rumah korban. Dan setelah pintu dibuka, Dedi seperti orang kalap mendatangi korban dan menusuknya berkali-kali.
“Almarhum mengalami luka tusuk di dada sampai tembus ke punggung. Ditusuk juga beberapa kali sampai banyak keluar darah,” ungkap Hartati.
Melihat kakak iparnya bersimbah darah, Hartati lalu berteriak agar pelaku menghentikan perbuatannya.
Mendengar ibunya berteriak histeris, pelaku tak berhenti. Malah sempat akan menusuk ibunya.
“Dia (pelaku) itu seperti mau nusuk saya. Saya teriak Allahuakbar, Allahuakbar, baru dia berhenti mau ngejar saya,” ujar Hartati.
Pelaku lalu melarikan diri. Sementara warga sekitar TKP membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari. Korban pun menghembuskan nafas terakhir, kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk kepentingan visum.
Menurut Hartati, putranya itu nekat membunuh pamannya sendiri karena tak terima ditegur agar tidak meminta uang ke sopir truk di wilayah Kemas Rindo.
“Almarhum dipercaya salah satu perusahaan agar mengamankan truk-truk muatan yang keluar-masuk Jalan Kemas Rindo. Tapi pelaku ini malah minta uang ke sopir truk,” ungkap Hartati.
Suatu hari, kata Hartati, ada sopir truk mengeluh karena diminta uang oleh pelaku hingga sampai ke telinga korban. Korban yang merasa memiliki tanggung jawab, lalu menegur pelaku agar tak mengulangi perbuatannya.
“Sudah sebulan terakhir anak saya mengeluh karena dilarang pamannya ambil setoran ke sopir truk. Puncaknya pas lagi emosi, dia membunuh pamannya sendiri,” kata Hartati.
Sementara Neli, istri korban berharap polisi dapat menangkap pelaku dan hukum ditegakkan seadil-adilnya. “Kami sekeluarga berharap kejadian ini diproses,” kata Neli sambil berurai air mata.
Saat ini polisi sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku. “Anggota sudah meminta keterangan saksi-saksi dan melakukan pengejaran terhadap pelaku,” kata Kapolsek Kertapati, AKP Polin Pakpahan.
(jal/dho/sumeks)