RADARBANDUNG.id, TASIKMALAYA- Sebanyak 500 pesantren lolos audisi tahap I program One Pesantren One Product (OPOP) mengikuti pelatihan dan magang OPOP 2020 di 7 Pondok Pesantren di Jabar.
Ke-7 Ponpres itu yakni, Ponpes Daarut Tauhid, Kota Bandung, Ponpes Al-Ittifaq, Kab. Bandung, Ponpes Nurul Iman, Kab. Bogor.
Ponpes Al-Idrisiyyah, Kab. Tasikmalaya, Ponpes Al-Muhajirin, Kab. Purwakarta, Ponpes Darul Arqam, Kab. Garut, dan Ponpes Riyadlul Uluum Waddawah, Kota Tasikmalaya.
Para peserta akan mengikuti pelatihan dan magang 4 hari mulai 21-24 September 2020.
Di tengah pandemi Covid-19 pelatihan dan magang OPOP di Jabar tetap memperhatikan protokol Kesehatan.
Peserta Pelatihan harus dalam kondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari Puskesmas, yang menyatakan tidak terindikasi Covid-19/hasil Rapid Test/Swab dan memakai Masker selama kegiatan berlangsung, faceshield dan membawa handsanitizer.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar, Kusmana Hartadji mengaku, memang dilema untuk menggelar acara di tengah pandemi Covid-19.
“Namun kita sudah mendapat izin pelaksanaan dari tim Gugus Tugas Covid-19 Jabar bahwa pelaksanaan yang kita lakukan harus memenuhi protokol kesehatan,” katanya saat membuka Pelatihan dan Magang OPOP 2020 di Pontren Al Idrissyiah Kec. Cisayong, Kab. Tasikmalaya, Senin (21/9/2020).
Pelatihan dan magang merupakan bagian dari tahapan program OPOP 2020.
Sejak awal Program One Pesantren One Product (OPOP) menjadi daya pikat tersendiri bagi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum.
Masuk dua tahun kepemimpinan, program OPOP termasuk program yang banyak diminati pesertanya.
Program OPOP dilaunching Gubernur Ridwan Kamil November 2018 sejak awal dirancang mendorong pesantren di Jabar untuk mandiri secara ekonomi.
Pesantren di Jabar memiliki potensi besar mandiri secara ekonomi.
Dari 9.000 pesantren, sebagian besar diantara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Lewat program OPOP, pesantren bukan hanya akan mengikuti audisi untuk dicari yang terbaik, tapi juga akan mendapatkan peningkatan wawasan dan pengetahuan dan pendampingan usaha.
Harapannya, pesantren yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional.
Produk yang dihasilkan akan dicarikan pembelinya oleh Pemprov Jabar atau biasa kita sebut dengan “off taker”.
Baca Juga: 238 Peserta Ikuti Seleksi Wawancara Pendamping OPOP
Melalui Dinas KUK akan membantu pesantren tersebut untuk membuka pasar bagi produknya.
Bahkan, akan membantu membukakan jejaring hingga link and match dengan pesantren lain yang memiliki produk berkaitan.