News

Kemenparekraf Dorong Pemanfaatan Konten Animasi

Radar Bandung - 01/10/2020, 23:10 WIB
OR
AY
Oche Rahmat, Ali Yusuf
Diedit oleh Redaksi
Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan, saat membuka acara BISMA (Bincang Inklusif Seputar MetadatA) yang bertajuk “Pengemasan Konten Animasi Berbasis Potensi Pariwisata Daerah”, Rabu (30/9/2020).

RADARBANDUNG.id, BANDUNG Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pemanfaatan konten animasi dengan pengemasan menarik guna mengoptimalkan potensi pariwisata daerah.

Hal itu sekaligus sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisata daerah.

Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan, mengatakan untuk mengemas konten animasi dengan tujuan pengembangan potensi pariwisata daerah memerlukan kecermatan melihat peluang.

Potensi konten animasi Indonesia

“Animasi Indonesia sangat potensial. Maka, baik pemerintah maupun pelaku usaha kreatif harus saling bersinergi menciptakan harmonisasi melihat peluang sehingga ke depan peluang bisa diimplementasikan,” kata Wawan, Rabu (30/9/2020).

Untuk itu, Kemenparekraf/Baparekraf menggelar acara BISMA.

Sebuah wadah bagi para pelaku usaha parekraf untuk berdiskusi mengenai berbagai macam peluang yang ada.

Serta berbagi pemahaman dan pengetahuan terkait cara mengemas konten animasi yang baik dan menarik.

Talkshow menghadirkan 2 narasumber, Kreator dan Penulis Skrip Si Juki, Faza Ibnu dan Ketua Asosiasi Industri Animasi Indonesia, Daryl Wilson.

Jepang miliki maskot untuk setiap daerah

Kreator dan Penulis Skrip Si Juki, Faza Ibnu mengatakan, budaya pop, terutama animasi dapat memberikan dampak kepada pariwisata negara atau daerah.

Seperti Jepang yang memiliki maskot untuk setiap daerahnya.

Fungsi maskot sangat beragam, antara lain sebagai instrumen untuk menyampaikan informasi dari pemerintah.

Selain itu, sosialisasi program sekaligus karakter yang dapat jadi suvenir atau merchandise khas hingga dapat meningkatkan ekonomi kreatif suatu daerah.

“Melalui pengembangan maskot ini pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif setiap daerah bisa memanfaatkan karakter tersebut sebagai peluang bisnis,” kata Juki.

Salah satu maskot yang sukses di Jepang adalah Kumamon. Hanya dalam waktu dua tahun, Kumamon menghasilkan keuntungan ekonomi 1,2 miliar dolar AS.

Termasuk pariwisata dan penjualan produk, serta publisitas senilai 90 juta dolar AS.

Menurut studi Bank of Japan penjualan merchandise Kumamon telah mencapai 29,3 miliar yen pada 2012.

“Dari studi kasus itu terlihat peluang meningkatkan pariwisata daerah, antara lain branding pariwisata daerah dengan menggunakan karakter animasi nasional,” tuturnya.

“Lalu, pemda dapat melakukan kolaborasi dengan kreator lokal serta menginisiasi maskot setiap daerah wisata,” ujar Faza.

Regulasi konten animasi 

Ketua Asosiasi Industri Animasi Indonesia, Daryl Wilson mengatakan, harus ada regulasi yang mendukung konten animasi.

Misal, pemda mendukung penggunaan brand karakter secara gratis bagi pengusaha lokal daerah.

Selain itu, membatasi penggunaan brand karakter oleh perusahaan asing dengan hak dan kewajiban yang ketat dan jelas.

“Selain itu, pemda juga menyediakan fasilitas pemasaran berlokasi strategis dengan biaya rendah, bahkan gratis bagi pengusaha lokal yang nantinya menggunakan brand karakter ini,” kata Daryl.

Daryl juga menjelaskan, banyak potensi daerah Indonesia yang bisa menjadi konten animasi.

Mulai dari warisan budaya, pahlawan nasional, peristiwa sejarah, cerita rakyat, upacara adat, hingga pakaian tradisional.

“Jika kita bisa kelola atau kurasi bersama lalu merumuskan strategi dalam pengemasan dan penciptaan konten animasi, banyak manfaat pariwisata daerah,” ucap Daryl.

“Hal ini tidak hanya terkait mempromosikan destinasi saja tetapi bisa mengangkat budaya lokal Indonesia,” imbuhnya.

“Sehingga, konten animasi ini menjadi salah satu strategi yang sangat efektif  untuk meningkatkan potensi wisata daerah apabila dioptimalkan dengan baik,” pungkasnya.

(man/mun)