RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kemensos melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial memperoleh laporan pengaduan masyarakat mengenai anak dengan kondisi disabilitas ganda pada wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Adalah Z, anak laki-laki berusia 5 tahun yang mengalami disabilitas ganda. Ia kesulitan dalam pemenuhan nutrisi dan gizi, serta perawatan alat bantu pendengaran dan penglihatan.
Berbekal laporan tersebut, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat memberikan arahan agar kasus ini segera mendapat penanganan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan Balai Anak (Handayani).
“Tolong lakukan penelusuran keluarga, pastikan apa kebutuhan anak. Lakukan asesmen dan segera bantu demi kepentingan terbaik anak,” kata Harry, kemarin.
Selanjutnya, Pekerja Sosial Balai Anak (Handayani) mengunjungi kediaman Z untuk melakukan asesmen. Bersama Ketua RT, Faturohman bertemu Z dan kedua orangtuanya.
Berdasarkan hasil asesmen, Z lahir secara normal dengan berat badan 2,5 gram dan panjang badan 50 cm. Ia lahir saat usia kandungan masih 8 bulan. Sehingga mendapatkan beberapa perawatan.
Kemudian dokter mendiagnosa Z memiliki penyakit rubella congenital yang menghambat tumbuh kembangnya. Saat ini, dengan usianya yang menginjak 5 tahun.
Z hanya memiliki berat badan 14 kilogram. Ia juga memiliki kekurangan dalam penglihatan serta pendengarannya.
Saat berusia 2,5 tahun, Yayasan Budha Suci melakukan penggalangan dana melalui kitabisa.com sehingga Z memperoleh alat bantu pendengaran dengan proses implan koklea untuk membantu pendengarannya.
Sementara soal penglihatan, donasi optik tunggal membantu Z dengan telah melakukan operasi katarak serta bantuan kaca mata.
Seluruh bantuan, sayangnya belum dapat bermanfaat maksimal. Terdapat beberapa perawatan dan terapi rutin yang wajib Z lakukan, namun terkendala kondisi ekonomi.
Untuk pemanfaatan alat bantu pendengaran, Z secara rutin harus melakukan terapi auditori visual yang memerlukan biaya, baik untuk pelaksanaan terapinya serta transportasi.
Selain itu, Z menggunakan alat bantu pendengaran setiap tahunnya, harus diasuransikan sebesar Rp4,5 juta rupiah.
Ketua Dharma Wanita Kemensos, Grace Batubara bersama Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi mendatangi rumah anak untuk memantau kondisi perkembangan Z sekaligus memberi bantuan.
Bantuan kepada Z oleh Kemensos melalui Balai Anak (Handayani) merupakan bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi seperti susu kedelai, zat besi, prebiotik, beras coklat, dan buah-buahan.
“Selain itu, akan melakukan pendampingan terapi auditori verbal untuk melatih pendengaran sang anak dan akan memberikan pemeriksaan mata dan penggantian kacamata,” pungkasnya.
(arh/rls)