RADARBANDUNG.id – Perkembangan dunia teknologi kesehatan memunculkan sejumlah kandidat vaksin Covid-19. Sedikitnya ada 39 kandidat vaksin dengan tahapan fase yang berbeda. Indonesia, bekerjasama dengan sejumlah perusahaan vaksin untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat yang menjadi prioritas.
Jika didata, ternyata ada 9,1 juta orang yang siap divaksin sesuai jumlah dosis vaksin dari sejumlah perusahaan vaksin tersebut.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebut sejauh ini sudah ada 39 kandidat vaksin. Tapi tak semuanya pada tahapan yang sama.
“Ada beberapa vaksin yang masih dalam tahapan uji coba lab. Ada yang sudah masuk uji coba pada hewan, ada yang sudah uji klinis I, II, dan ada yang sudah selesai uji fase III,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (19/10).
“Dari semua itu, yang terdepan adalah sudah selesaikan fase III. Jelas sudah ada dan keamanannya sudah terjamin,” katanya.
Lalu dari mana saja sumber Indonesia mendapat vaksin Covid-19?
-
Vaksin produksi Sinovac
Vaksin Sinovac sudah menyelesaikan uji klinis fase III pada beberapa tempat yakni Tiongkok dan Brasil. Sedangkan Indonesia akan selesai Desember oleh Biofarma dan Universitas Padjajaran.
Bahkan Pemerintah Tiongkok sudah menggunakan vaksin itu untuk penyuntikan kepada warganya dan sudah mendapat Izin Penggunaan Darurat dari BPOM Tiongkok.
“Tim saat ini dari Kemenkes, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia dan juga BPOM sedang melakukan inspeksi atas proses pembuatannya terkait kehalalan dan keamanan,” kata Yurianto.
Sinovac bahkan sudah memberi kesempatan pada Indonesia dalam bentuk vaksin sudah jadi.
Sebanyak 2 kali pengiriman rencana akan mulai awal November sebanyak 1,5 juta vaksin. Kemudian Desember 1,5 juta vaksin.
“Metode Sinovac dengan dual use. Jadi seseorang mendapat penyuntikan 2 kali dalam rentang waktu 14 hari. Artinya kalau 2 kali pengiriman 1,5 juta dosis, maka total penyuntikan terhadap 1,5 juta orang,” tegasnya.
-
Vaksin dari Sinopharm
BUMN asal Tiongkok. Mereka sudah selesaikan uji klinis fase III pada beberapa tempat termasuk UEA Uni Emirat Arab, Turki, dan tentu Tiongkok.
Tiongkok juga sudah menggunakannya untuk tenaga kesehatan atas Izin Penggunaan Darurat oleh BPOM Tiongkok.
“Kami juga dapatkan informasi, UEA sudah menguji kehalalannya. Inilah kami mintakan datanya, untuk dipelajari Kemenag dan MUI. Sinopharm siap kirim 15 juta dosis dan pemakaian 2 kali dalam rentang 14 hari. Maka artinya bisa untuk vaksinasi 7,5 juta orang.
- Vaksin dari CanSino
Perusahaan Tiongkok. Mereka sudah selesai uji klinis fase III di Kanada, Tiongkok, Arab Saudi, dan beberapa negara lain.
Dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat dari BPOM Tiongkok. Serta tentara Tiongkoksudah menggunakannya. “Single dosis hanya sekali suntik, kesanggupan mereka sediakan 100 ribu dosis,” jelas Yurianto.
Maka total pada November dan Desember nanti, Indonesia siap melakukan vaksinasi untuk 9,1 juta orang pertama. Itupun jika sudah mendapatkan kepastian BPOM dan juga Kemenag serta MUI.
“Vaksinasi bagi 9,1 juta orang ini tergantung kita kapan dapat kepastiannya. Yang jelas, ketersediaan masih akan sangat tergantung oleh Emergency Use atau Izin Penggunaan Darurat oleh BPOM dan regulasi dari Kemenag dan MUI,” terangnya.
“Kepastian disetujui atau tidaknya perkiraan akhir Oktober, atau minggu awal November. Sehingga apakah sudah pasti halal dan aman,” ungkapnya.
Baca Juga: Jabar Ajukan 3 Juta Vaksin Covid-19 di Gelombang Pertama Penyuntikan
Ada lagi tambahan komitmen vaksin dari negara Inggris yakni AstraZeneca. Namun mereka baru akan siap pada 2021.
“Lalu satu kunjungan lain hasil dari ke London dan Jenewa, AstraZeneca sudah komitmen 100 juta tapi tak di tahun ini. Memang uji klinis mereka belum selesai, tapi kesanggupan sudah ada,” tegasnya.
(jpc)