RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Potensi Jawa Barat sebagai lumbung pangan nasional terbuka luas. Sebab, Jawa Barat memiliki sumber daya alam yang melimpah, serta SDM yang unggul ditopang perguruan tinggi pendidikan tinggi terbaik di Indonesia.
Hal tersebut Direktur Operasional PT Agro Jabar, Djamal Alfan kemukakan pada acara media gathering didampingi moderator Fauzan Azima di Hotel Tebu, Bandung, Kamis (5/11/2020).
Djamal mengatakan, dari sekian banyak potensi bisnis unggulan, ada 4 jenis tanaman yang paling dunia industri minati, antara lain, lemon Garut, jahe, stevia dan kopi.
“Kopi, lemon, jahe dan stevia adalah tanaman unggupan yang paling banyak pasar minati. Komoditi unggulan inilah yang kita sinergikan dengan para petani, agar dapat tetap memenuhi kebutuhan industri dalam negeri,” ujar Djamal.
Baik dari kualitas maupun kuantitas. Namun sejujurnya saya sampaikan belum dapat memenuhi kebutuhan pasar karena berbagai hal,” ungkapnya.
Djamal memaparkan, untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar industri, yang paling utama adalah pihaknya melakukan pembinaan terhadap petani.
“Sebab, animo masyarakat pedesaan sangat kurang untuk menjadi petani. Bahkan bisa jadi, 10 tahun dari sekarang kita bisa kehilangan petani,” ucapnya.
Hal ini karena mereka tidak memiliki kepastian pendapatan. Sehingga menjadi petani bukanlah suatu kebanggaan.
“Pada awal awal masuk ke Cikajang Garut, tim mengalami kendala. Bahkan ada penolakan dari pihak-pihak tertentu. Intinya jenis tanaman yang ditawarkan mereka tolak,” ujarnya.
“Namun sekarang alhamdulillah, bahkan menjadi produk unggulan. Lemon sekarang sudah menjadi pilihan petani. Ada 1.300 hektare di Cikajang Garut dengan hasil panen mencapai 28. 600 ton/tahun,” sambungnya.
Djamal menambahkan, peranan Agro Jabar sebagai salah satu BUMD Jabar adalah, selain membangun kepercayaan dengan para pelaku pasar pada dunia industri sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Kita hanya perlu memberikan pembuktian kepada mereka melalui pembinaan yang intensif. Mereka kita berikan bibit, pupuk, obat-obatan dan membeli kembali hasil panennya dengan harga yang memadai,” terangnya lagi.
Baca Juga: Tak Perlu Panic Buying, Pemprov Jabar Pastikan Stok Pangan Aman
Untuk dapat terus memenuhi kebutuhan pasar, PT Agro Jabar telah membentuk asosiasi petani sebanyak sekitar 4.000.
“Meskipun secara real baru aktif sekitar 500-1.000, tapi sudah terlihat bagus. Mereka sudah tertarik menjadi petani plasma karena ada kepastian penjualan. Siapapun boleh jadi mitra dan kita hanya menawarkan komoditi yang sudah jelas pasarnya,” pungkas Djamal.
(sol)