News

Kasus Positif Covid-19 di Kab. Bandung Tembus 2.005 Pasien, Klaster Keluarga dan Pesantren Paling Banyak

Radar Bandung - 07/12/2020, 15:14 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
ILUSTRASI test Covid-19. (Dery Ridwansah/ JPC)

RADARBANDUNG.id, SOREANG – Setelah kembali ke status zona oranye level kewaspadaan covid-19, Dinkes Kabupaten Bandung kembali menekankan disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan 5 M.

Yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan makan makanan bergizi.

“Dua minggu kemarin Kabupaten Bandung masuk ke dalam zona merah, karena ada penambahan kasus dari klaster keluarga dan pondok pesantren. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah kembali ke zona oranye. Meski ada penurunan status, bukan berarti masyarakat bisa lalai menerapkan prokes,” ungkap Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (P2PTM dan Keswa), dr. Hanhan Siti Hasanah.

Hanhan memaparkan, per tiga Desember 2020 total kasus yang terkonfirmasi atau positif mencapai 2.005 pasien, dalam perawatan 681 orang, sembuh  1.261 orang dan meninggal sebanyak 63 orang.

Kasus meninggal sendiri, lanjut Hanhan, sebagian besar karena adanya komorbid atau penyakit penyerta.

“Selain balita dan lansia, orang yang memiliki komorbid seperti jantung, hipertensi, tuberculosis dan diabetes mellitus menjadi kelompok yang paling berisiko terpapar covid-19. Khusus untuk kelompok dengan komorbid, mereka harus minum obat secara rutin dan mematuhi prokes,” jelasnya.

Tak hanya menyosialisasikan 5 M, kini Dinkes Kabupaten Bandung masifkan upaya 3 T, antaranya tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan), dan treatment (perawatan).

Baca Juga: Ngerinya di Indonesia, 17.589 Nyawa Melayang Akibat Covid-19

“Untuk tracing, ada peningkatan rerata kontak erat minimal 1:20 per kasus konfirmasi. Selain itu, kami juga menguatkan tim tracing pada puskesmas-puskesmas. Sedangkan untuk testing, kami melakukan swab test atau PCR pada kelompok prioritas yang memiliki kontak erat dan suspect atau yang bergejala mengarah pada covid,” urai Hanhan.