Serpihan badan pesawat mulai diserahkan ke DVI
Sementara itu, dalam upaya pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Kabasarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito telah menyerahkan serpihan badan pesawat yang diduga bagian dari pesawat ke tim DVI yang diwakili Kompol Asep Winardi, Kasubdit Dokpol di JICT 2 Tanjung Priok untuk diperiksa lebih lanjut.
“Serpihan ini ditemukan tim SAR di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Serpihan-serpihan ini yang sebelumnya beredar di berbagai media,” ungkap Kabasarnas dalam rilis di Instagram Basarnas @sar_nasional.
“Yang pasti, kami semua, Basarnas beserta seluruh stake holder atau Potensi SAR bersinergi, bekerja bersama-sama dalam pelaksanaan operasi SAR ini,” jelasnya.
Kabasarnas juga meminta doa seluruh masyarakat agar pesawat yang hilang kontak tersebut segera dapat diketemukan.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengangkut total 62 penumpang, terdiri dari 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 crew utama, 6 ekstra crew, 40 penumpang dewasa.
Pemancar darurat Sriwijaya Air SJ 182 tak menyala
Pada bagian lain, diketahui bahwa, tak ada pancaran Emergency Locator Transmitter (ELT) dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Satelit Australia pun tak ada mendeteksi.
ELT berfungsi menunjukkan posisi rambu radio darurat (EPIRB) adalah jenis locator darurat beacon, powered baterai portabel pemancar radio dalam keadaan darurat.
Baca Juga: ‘Jatuh dan Meledak di Air’, Kesaksian Nelayan soal Pesawat Sriwijaya Air yang Hilang Kontak
Untuk menemukan pesawat terbang, kapal, dan orang-orang dalam kesusahan dan juga membutuhkan penyelamatan segera.
Karena ELT tak menyala, Basarnas belum dapat memastikan titik jatuh pesawat.
“Kalau bicara titik tidak bisa, kenapa? Karena tak ada pancaran Emergency Locator Transmitter (ELT) dari pesawat. Kami tak terima pancaran itu, kami kroscek ke satelit Australia juga tak ada,” kata Kabasarnas dilansir dari pojoksatu.id (jaringan radarbandung.id).
Baca Juga: Temukan Serpihan Diduga Bagian Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di Sini Titik Fokus Pencarian Basarnas
Perkiraan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh pada koordinat arah 335 derajat, 11 critical mile. Pada koordinat itu akan ada pembagian wilayah pencarian oleh petugas gabungan.
“Jadi hanya koordinat. Kalau kita arahkan dari Soekarno-Hatta, kira-kira arah 335 derajat, 11 critical mile,” katanya.
“Nanti kita bikin area, kita bagi untuk ke bawah permukaan dimana, atas permukaan, juga pembagian wilayah,” jelas Bagus.
Terkait kendala lapangan, Marsekal Madya Bagus menjelaskan tim akan bekerja semaksimal mungkin dengan kemampuan sebesar mungkin. “Kendalanya, kita terus maksimalkan kemampuan sebesar mungkin,” ujar Bagus.
(pojoksatu/rb)