Ridwan Kamil mendatangi Karawang untuk membedah sejumlah permasalahan penanganan COVID-19 setelah selama 7 minggu terus-menerus berstatus zona merah
RADARBANDUNG.id, KARAWANG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kalangan industri cepat melaporkan kasus terkonfirmasi positif pada pabrik ke Satgas COVID-19 Karawang.
Dengan begitu pelacakan dapat dipercepat dan penularan ditekan.
Gubernur bersama jajaran Satgas COVID-19 datang ke Karawang untuk membedah sejumlah permasalahan penanganan COVID-19, setelah selama tujuh minggu Karawang terus-menerus berstatus zona merah.
Setelah mendengarkan langsung pemaparan Bupati Cellica Nurrachadiana, terungkap lonjakan kasus karena ketidakdisiplinan kalangan industri melaporkan kejadian positif. Pelacakan juga lambat dan penularan cepat bertambah.
“Jadi, kasusnya ada tapi tidak lapor. Keterlambatan pelaporan membuat tracing telat, maka kasus banyak. Ini juga terjadi pada salah satu universitas,” ungkap Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Untuk itu Emil meminta Satgas COVID-19 pabrik lapor secepatnya apabila ada karyawannya terkonfirmasi positif COVID-19. Ia menjamin seluruh biaya perawatan dan ruang isolasi pemerintah tanggung.
“Saya imbau melaporkan itu bagian dari bela negara. Jadi jangan menutup-nutupi karena dijamin semua pemerintah menanggung pembiayaan perawatannya. Jadi kalau ada industri yang kurang mampu mengurus ruang isolasi tinggal lapor saja karena pemerintah sudah tugasnya mengurus,” ujarnya.
Hingga Jumat (29.1/2021) kasus terkonfirmasi positif di Karawang tercatat 9.379 orang, 7.927 sembuh, 1.309 masih dalam perawatan dan 199 orang meninggal dunia.
Emil menginstruksikan agar menurunkan rasio keterisian ruang isolasi dan perawatan pada rumah sakit. Meskipun sudah ada 6 hotel yang aktif menjadi ruang isolasi, namun secara umum jumlahnya masih sedikit, yakni 898.
“Sudah instruksikan agar secepatnya menurunkan rasio keterisian ruang isolasi. Saya apresiasi ada enam hotel sudah jadi ruang isolasi tapi rasio bed-nya Karawang itu 898 saya minta naikkan menjadi 1.200,” pintanya.
“Mudah-mudahan dengan komitmen itu rasio keterisian bisa turun, kalau standar WHO 60 persen, standar nasional 70 persen,” tambah Emil.
Mengenai tingkat kedisiplinan warga Karawang dalam menerapkan protokol kesehatan, Emil menyebut sejauh ini rangkingnya berada di tengah-tengah antara 27 kota/ kabupaten lainnya.
Rangking ini dari laporan aparat Polres dan Kodim Karawang yang selalu rutin menggelar operasi yustisi ke sejumlah tempat.
“Aparat selalu rutin melaporkan dan nilai tingkat kedisiplinan berada di tengah-tengah atau belum rangking atas tapi tidak rangking bawah,” ucapnya.
Untuk memastikan protokol kesehatan, Emil bersama Forkopimda lakukan sidak yustisi ke Pasar Johar, dan tak menemukan warga yang tak bermasker.
Namun Emil tetap mengingatkan pedagang agar selalu menerapkan protokol kesehatan meskipun tidak ada inspeksi.
Menurutnya, kedisiplinan protokol kesehatan di pasar biasanya ada pada kisaran angka 70-80 persen. Usai sidak, rombongan melanjutkan meninjau Kampung Tangguh COVID-19 Kelurahan Plawad, Kecamatan Karawang Timur.
Baca Juga:
- Jawa Barat Kebut Vaksinasi COVID-19 Tenaga Kesehatan
- Warga Miskin 19 Daerah di Jabar Naik Selama Pandemi Corona
- 36 Juta Warga Jabar Akan Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Siapkan Skenario
Emil mengapresiasi kedisiplinan, keberadaan ruang transit, isolasi, edukasi hingga gerbang untuk pemeriksaan. “Mudah-mudahan ini bisa terus dijaga dan semakin bertambah jumlah kampung tangguhnya,” harapnya.
Ia berharap kedatangannya ke Karawang membuat warganya tersemangati untuk lebih disiplin menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Pemkab Karawang juga ia harapkan lebih meningkatkan 3T (testing, tracing, treatment) untuk menekan kasus. “Semoga minggu-minggu ke depan Karawang tidak zona merah lagi,” harapnya.
Selain itu, Emil juga meminta masyarakat Karawang menyukseskan vaksinasi mulai minggu ini sebagai salah satu cara mengakhiri pandemi.
“Arahan kami juga untuk menyukseskan vaksinasi. Karawang baru dimulai minggu ini, karena kita tidak ada pilihan lain lagi untuk mengakhiri pandemi ini selain vaksinasi,” kata Emil.
(*)