RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Setelah tenaga kesehatan, para pedagang pasar tradisional menjadi sasaran program vaksinasi Covid-19 selanjutnya, disamping elemen pelayan publik lain.
Dalam hal ini, pemerintah diminta untuk lebih gencar menyosialisasikan vaksinasi kepada pedagang.
Hal tersebut, Sekjen DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jabar, Yudi Setia sampaikan.
Dalam catatannya, ada sekitar 1,5 juta pedagang pasar tradisional di Jabar.
“Saya akui banyak hoax yang membuat takut sehingga sebelum vaksinasi harus ada sosialisasi dan edukasi kepada para pedagang pasar. APPSI senang hati membantu,” ujarnya, Kamis (4/2).
“Pasar kan sering dianggap sebagai salah satu titik penyebaran Covid-19 jadi jangan lelah untuk terus sosialisasikan protokol kesehatan,” imbuhnya.
“Kami di 27 DPD APPSI terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para pedagang, tinggal bagaimana caranya pemerintah mau menggandeng kami, komunitas atau asosiasi,” sambungnya.
Yudi mengatakan, pasar merupakan titik pertemuan banyak orang antara pembeli dan penjual, sehingga layak menjadi prioritas bagi program vaksinasi Covid-19.
Selaku bagian dari kalangan pedagang, Yadi sendiri mengaku siap untuk divaksin Covid-19.
“Saya sendiri siap menjadi yang pertama divaksin, bersama pada pengurus APPSI. Untuk memberikan contoh dan menangkal hoax terkait vaksin, sehingga pedagang pun mau divaksin,” tegasnya.
Sebelumnya, pedagang pasar dipertimbangkan akan menjadi penerima vaksin tahap kedua yang direncanakan mulai akhir Februari.
Tahap dua ini ditargetkan kepada kelompok masyarakat pelayanan publik.
Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi terkait hal tersebut dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menurut Maxi, pedagang pasar cukup riskan terpapar virus corona. Seringnya berkomunikasi dengan masyarakat umum sehingga berpotensi menularkan atau tertular Covid-19, menjadi alasan pihaknya menargetkan mereka.
Selain itu, pedagang pasar juga merupakan penggerak ekonomi nasional sehingga memang seharusnya diprioritaskan.
“Jadi memang pemilihan pedagang pasar ini karena mereka itu merupakan sasaran yang rentan dan sering berkontak dengan orang lain,” kata Maxi pada vaksinasi massal di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Rabu (3/2).
Lebih lanjut, untuk memuluskan rencana tersebut, Kemenkes sudah mengantongi data pedagang pasar calon penerima vaksin yang dihimpun dari berbagai sumber. Nantinya, data tersebut bakal disesuaikan dengan pemerintah daerah setempat.
Kendati nantinya pedagang pasar tidak terdaftar dalam sistem, sambung Maxi, mereka tidak perlu khawatir akan terlewat. Pasalnya pemerintah akan segera berkoordinasi dengan pimpinan pasar.
“Jadi, nanti pelaksanaannya kita akan membuka sistem yang baru di P-Care itu sistem yang pelaksanaannya itu semua laporan vaksinasi masuk di situ, dengan cara yang manual,” imbuhnya.
“Saya kira tidak usah khawatir soal data. Paling penting yang akan kami pegang adalah pimpinan-pimpinan pasar yang ada itu harus diyakinkan kalau dia itu memang pedagang pasar sehingga tidak akan terlewat, jadi jangan khawatir kalau nanti tidak terdata,” pungkasnya.
(muh/fid)