RADARBANDUNG.id – PEMERINTAH berupaya meningkatkan laju kesembuhan sekaligus menekan kasus kematian akibat Covid-19.
Selain vaksinasi, yang dilakukan adalah memperbanyak inovasi terapi. Salah satunya, terapi stem cell dan eksosom.
Perkembangan dua terapi terbaru tersebut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro sampaikan di Jakarta kemarin (5/2).
Ia menerangkan, pasien Covid-19 dengan kondisi kritis atau berat cocok menggunakan dua terapi tersebut.
“Kalau pasien yang kondisinya ringan sampai sedang bisa menggunakan terapi plasma konvalesen,” jelasnya.
Ia menerangkan, terapi stem cell atau sel punca dengan mengambil sel induk dari tali pusar. Terapi itu bisa menggantikan sel yang sudah mati dalam tubuh pasien Covid-19.
Riset sel punca untuk penanganan Covid-19 juga dilakukan tim dari Universitas Indonesia (UI).
Pasien pertama diterapi dengan cara infus intravena. Kemudian masuk ke kapiler-kapiler paru maupun beredar sistemik menuju organ-organ yang mengalami kerusakan.
Harapannya, sel-sel tunas itu dapat meningkatkan ketahanan hidup pasien Covid-19 yang berada di fase kritis atau berat.
Berdasar hasil pengujian, pasien-pasien berat dan kritis yang menjalani terapi stem cell memiliki kemungkinan hidup 2,5 kali lebih tinggi daripada pasien yang tidak mendapatkan terapi tersebut.
Baca Juga:
- Obat Kumur Potensial Kurangi Penularan Infeksi Covid-19 pada Tahap Awal
- Tiongkok Temukan Obat Herbal untuk Tangkal Corona
Terapi stem cell untuk pasien Covid-19 sudah selesai uji klinis. Kini tinggal menunggu izin pemanfaatan dari BPOM.
“Kami selalu mendukung inovasi solusi untuk penanganan Covid-19. Paling tidak dari treatment-nya,” jelasnya.
Bambang mengatakan, riset inovasi terkait penanganan Covid-19 akan dilanjutkan tahun ini. Termasuk riset penanganan limbah jarum suntik.
Ia menambahkan, vaksinasi Covid-19 memiliki sasaran yang sangat besar.
Setiap pasien harus disuntik dua kali. Hal itu berpotensi menghasilkan limbah suntik yang cukup besar. Riset inovasi penghancur jarum suntik dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).