RADARBANDUNG.id. BANDUNG – Belum lama ini, Rusdi Karepesina seorang pengemudi mobil yang ditilang jajaran Satlantas Polda Metro Jaya di Tol Cawang arah Semanggi, membuat heboh. Pasalnya, dalam pemeriksaan polisi, Rusdi mengaku sebagai jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara. Sontak hal ini mengingatkan khalayak pada kasus kerajaan Sunda Empire.
Menanggapi hal tersebut, Pendiri sekaligus Ketua Umum Paguyuban Sundawani Wirabuana, Robby Maulana Zulkarnaen mengatakan, pengakuan yang membawa-bawa kejayaan Sunda memang seringkali terjadi. Menurutnya, itu euforia terlalu tinggi akan sejarah masa lalu.
“Itu kelompok orang-orang yang bereuforia terlalu tinggi, berhalusinasi dan mereka menyebarkannya menjadi sebuah keyakinan. Saya tidak tahu apakah ini ada hubungannya dengan Sunda Empire, tapi yang jelas itu sudah melanggar hukum mengatasnamakan sebuah negara dalam negara,” katanya, Jumat (7/5).
Robby menjelaskan, hal seperti ini baiknya tidak dibiarkan. Pihak-pihak tersebut harus ditindak dengan cara diberikan pemahaman yang lebih faktual, tidak mengada-ada.
Robby melihat ada satu kencenderungan dari pengakuan-pengakuan seperti kasus Sunda Empire maupun Kekaisaran Sunda Nusantara ini.
Robby melanjutkan, pihak-pihak itu akan selalu mengaitkan klaimnya dengan kisah kejayaan masa lampau. Kata Robby, mereka kerap meyakini bahwa kejayaan masa lalu itu akan kembali hadir. Cerita ini yang kerap dijadikan sebagai iming-iming yang bisa menggiring masyarakat.
“Merusak etos kerja para generasi kalau sampai pada generasi muda. Jadi mereka menunggu aja, tidak perlu sibuk (kerja),” katanya. “Saya mengenal hal seperti ini dari tahun 1983-an, ini sudah lama sekali yang dikhawatirkan itu terus menyebar,” imbuhnya.
Kejadian ini, kata Robby harus menjadi perhatian bersama, tidak boleh dibiarkan. Robby berpendapat, jika tidak terbukti benar secara sejarah, maka cerita-cerita yang tidak tepat soal Sunda bisa tersebar luas.
Seperti diketahui, hal tersebut yang terjadi pada kasus Sunda Empire. Para petingginya dipidana karena dianggap membuat keonaran dengan cerita-cerita soal kekaisaran Sunda yang tak jelas sumbernya, kemudian dianggap fiktif.
“Sunda Atlantis itu betul ada penelitiannya dari Aryo De Santos tentang the los of Atlantis, tapi ketika dihubungkan bahwa kita harus menjadi sebuah negara yang mandiri ini saya rasa agak ngaco,” kata Robby.
‘Kewajiban pemerintah ini harus memiliki data yang akurat (tentang sejarah Sunda) untuk melawan opini mereka, PR-nya itu,” pungkasnya.
Baca Juga:
- Ditilang, Pengemudi Pajero Mengaku Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara
- Kaprodi Sastra Sunda Unpad: Nama Jawa Barat Tak Perlu Diganti
- Polisi Telusuri Klaim Deposito Sunda Empire
(muh/radarbandung)