News

Israel Bunuh 80 Milisi, Hamas: Kami Sudah Siap Mati

Radar Bandung - 16/05/2021, 08:21 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel di tengah maraknya kekerasan Israel-Palestina di Jalur Gaza Selatan (11/5). (Ibraheem Abu Mustafa/Reuters)

RADARBANDUNG.id – HAMAS makin tak gentar hadapi Israel. Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida, menanggapi penambahan pasukan Israel dengan memperlihatkan sikap menantang.

Ia mengajak para warga Palestina untuk bangkit. “Seranglah sesuka hatimu, dari laut, darat, dan udara. Kami sudah siap mati dengan jalan apa pun yang akan membuatmu mengutuk dirimu sendiri,” kata Abu.

Israel menembakkan artileri dan melakukan lebih banyak serangan udara pada Jumat (14/5) terhadap warga militan Palestina di Jalur Gaza. Sementara tembakan roket terus-menerus jatuh di kawasan pusat perdagangan Israel.

Ketika permusuhan memasuki hari kelima tanpa tanda-tanda mereda, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan udara dan darat menyerang daerah kantong yang dikelola Hamas. Serangan roket dari Gaza dengan cepat menyusul.

Meski pernyataan itu tidak memberikan perincian lebih lanjut, para wartawan peliput militer Israel yang diberi pengarahan secara teratur oleh angkatan bersenjata mengatakan serangan itu bukan invasi darat.

Mereka juga mengatakan pasukan militer menembakkan artileri dari sisi perbatasan Israel.

Brigadir Jenderal Hidai Zilberman, kepala juru bicara militer Israel, mengatakan serangan terhadap produksi roket kelompok militan Palestina beserta lokasi-lokasi peluncurannya berhasil mengacaukan pergerakan Hamas.

Tapi, masih belum sampai pada titik menghentikan serangan itu. Ia mengatakan antara 80 dan 90 milisi tewas dalam serangan Israel.

Zilberman mengatakan Israel membangun pasukan di perbatasan Gaza, penempatan yang menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan invasi darat.

Langkah tersebut akan mengingatkan pada serangan serupa selama perang Israel-Gaza pada 2014 dan 2009. Para wartawan peliput militer Israel, mengatakan bahwa serangan darat besar-besaran kemungkinan tidak akan terjadi karena antara lain membawa risiko bahwa banyak korban akan berjatuhan. (jawapos/vip)

Baca Juga: