RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtawening Kota Bandung akan melakukan uji alir kepada pelanggan.
“Kami akan menguji coba tiga pola aliran air dari pengolahan air di Badak Singa kepada pelanggan,” ujar Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi, kepada wartawan, kemarin.
Sonny mengatakan, uji coba selama tiga bulan akan mulai 1 Juni hingga 30 Agustus 2021. Menurut Sonny, ujicoba ini akan mempengaruhi aliran air ke sekitar 120 ribu pelanggan Perumda Tirtawening.
Sonny mengatakan, akan ada kemungkinan warga yang tidak mendapatkan aliran air dari PDAM. Mereka yang kemungkinan tidak mendapat aliran air adalah pelanggan yang lokasinya paling jauh dari Badaksinga.
Meski demikian Sonny mengatakan, pihaknya tidak dapat benar-benar memastikan pola aliran air yang akan sampai ke pelanggan.
“Ada juga mungkin yang jadwal aliran airnya berubah dari jadwal sebelumnya,” terangnya.
Satu pola pengaliran air akan diberlakukan selama satu bulan. Sehingga, tiga bulan akan diberlakukan tiga pola yang berbeda.
“Kami sengaja memberlakukan satu bulan untuk satu pola. Agar kami bisa melihat hasilnya dan melakukan evaluasi terhadap pola tersebut. Untuk selanjutnya akan diberlakukan permanen, jika sudah ditemukan pola yang tepat,” papar Sonny.
Baca Juga: Bupati Bandung Optimis Air Citarum Bisa Diminum
Menurut Sonny, hal ini dilakukan dalam upaya menemukan pola yang baik dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan. Selain itu, juga untuk menekan angka kebocoran air. Sonny mengimbau kepada para pelanggan untuk menyediakan penampungan air, baik itu toren atau bak penampungan air.
“Hal ini dibutuhkan agar ketika air mengalir,, pelanggan bisa menampung air dan memanfaatkan ketika air tidak mengalir,” tambahnya.
Baca Juga: Pipa Bocor, PDAM Tirta Raharja Mendata Kerugian Rumah Warga
Perlu diketahui perubahan pola pendistribusian air ini dilakukan bagi 120 ribu pelanggan dari 6 pipa besar dilayani di Badaksinga, masing masing diameter pipa yakni 900 mm sebanyak 3 batang, 800 mm sebanyak 2 batang, dan 600 mm sebanyak 1 batang.
“Selama ini kita kesulitan mengidentifikasi pipa ini mengaliri dimana saja, semoga dengan pola baru mengefektifitaskan dan mengefisienkan jadi bisa terlihat karena kita mendokumentasikan. Yang pasti secara logika atau secara ilmu yang terjauh yang lebih rentan terganggu, semisal Riungbandung, Cibaduyut,” pungkasnya.