News

Panduan Isolasi Mandiri di Rumah – Link Konsultasi Dokter dan Obat untuk Pasien Covid di Jabar

Radar Bandung - 06/07/2021, 13:21 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ilustrasi : Panduan Isolasi Mandiri di Rumah beserta Link Konsultasi Dokter dan Obat untuk Pasien Covid di Jabar. FOTO: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG)

Panduan isolasi mandiri (Isoman) di rumah untuk pasien Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) serta link konsultasi dokter dan permohonan obat-obatan untuk kebutuhan isolasi mandiri

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Jawa Barat, Pemprov Jabar berupaya mengendalikan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) Rumah Sakit dengan melakukan manajemen distribusi perawatan pasien Covid-19.

Berikut anjuran perawatan pasien Covid-19 di Jawa Barat yang dikategorikan berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien Covid-19:

Gejala yang dialami pasien Covid-19:

Tanpa Gejala

  • Frekuensi napas: 12-20 kali per menit
  • Saturasi: >= 95%

Tempat Perawatan

  • Isoman di rumah
  • Fasilitas isolasi pemerintah

Gejala Ringan

  • Demam, batuk, sakit kepala, mual, kehilangan indra penciuman, dan pengecapan
  • Frekuensi napas: 12-20 kali per menit
  • Saturasi: >= 95%

Tempat perawatan

  • Fasilitas isolasi pemerintah
  • Isoman di rumah bagi yang memenuhi syarat

Gejala Sedang

  • Hampir sama dengan gejala pasien ringan namun dengan Frekuensi napas: 20-30 kali per menit
  • Saturasi: < 95% dan sesak napas tanpa distress pernapasan

Tempat perawatan

  • RS Lapangan
  • RS Darurat Covid-19
  • RS Non Rujukan
  • RS Rujukan

Gejala Berat-Kritis

Hampir sama dengan gejala pasien sedang namun dengan:

  • Frekuensi napas: >30 kali per menit
  • Saturasi: < 95%
  • Sesak napas dengan distress pernapasan
  • Kondisi kritis: gagal napas, sepsis, syok sepsis, dan multiorgan  failure

Tempat perawatan

HCU/ICU RS Rujukan

Panduan Isolasi Mandiri di Rumah

Hal pertama ketika mengetahui terkonfirmasi positif adalah dengan melaporkan diri ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat untuk pemantauan kesehatan.

Tak hanya untuk mendapatkan pemeriksaan dini oleh tenaga medis, pelaporan ini juga diperlukan untuk proses pelacakan kontak erat.

Pasien dengan hasil tes positif Covid-19 tidak bisa memutuskan langsung untuk isolasi mandiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Dokter berkompeten memutuskan apakah pasien cukup isoman di rumah, pada fasilitas isolasi terpusat, atau perlu dirawat di RS.

Konsultasi dokter penting agar pengobatan yang diberikan sesuai kondisi, dan mengantisipasi perburukan saat isoman.

Ketika terkonfirmasi tanpa gejala atau dengan gejala ringan, maka yang perlu dilakukan adalah melakukan isolasi mandiri.

Apa yang perlu disiapkan untuk isoman?

  1. Tetap tinggal di rumah, kecuali untuk kepentingan medis
  2. Selain membekali dengan obat dan vitamin, ada baiknya miliki nomor kontak dokter untuk konsultasi & pemantauan kondisi pasien.
  3. Lengkapi diri dengan alat kesehatan seperti: termometer, oximeter, alat kesehatan lain yang disesuaikan dengan komorbid (mis. pengukur tensi darah)
  4. Kabarkan keluarga, komunitas, dan teman jika terdiagnosis positif Covid-19 dan harus menjalani isoman.
  5. Gunakan kamar tidur terpisah dengan anggota keluarga lainnya, dan jika memungkinkan dengan kamar mandi terpisah.
  6. Terapkan protokol kesehatan (gunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak)
  7. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau kesulitan bernapas.
  8. Hindari pemakaian bersama peralatan makan, mandi, dan linen/sprei.
  9. Tidak disarankan menggunakan AC
  10. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan lakukan etika batuk/bersin.
  11. Berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.
  12. Jaga kebersihan rumah dengan disinfektan.
  13. Siapkan tas berisi kebutuhan darurat jika tiba-tiba harus pergi ke fasyankes terdekat, seperti: KTP, kartu BPJS, kartu berobat di fasyankes/RS langganan, baju ganti, peralatan lain seperti gadget, dll.
  14. Segera hubungi fasyankes terdekat jika terjadi perburukan gejala untuk perawatan lebih lanjut.

Halaman Berikutnya: Kapan Pasien COVID-19 Bebas Isolasi Mandiri?