RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Jawa Barat sudah mulai bisa mengendalikan keberadaan oksigen medis yang sempat langka pada Juli lalu. Metoda yang dilakukan adalah jemput bola mencari sumber, termasuk bantuan kepada berbagai pihak.
Hal tersebut disampaikan Ketua Harian Posko Oksigen Jabar Hanif Mantiq. Terbaru, pihaknya mendapat bantuan 200 oksigen dari Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat (BI Jabar).
Hanif menyatakan pencarian bantuan dari instansi secara aktif hingga pemerintah lintas provinsi menjadi faktor keluarnya Jawa Barat dari kondisi kelangkaan oksigen. Salah satunya dari BI Jabar dan PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group), yang memberikan 85,8 ton oksigen cair dalam empat iso tank yang dilepas pengirimannya, langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
“Kondisinya sudah lumayan sekarang dibanding sebelum-sebelumnya. Sejak kedatangan iso tank dari Sumatera Selatan berpengaruh. Karena dia mengisi ke rumah sakit ke tanki cairnya, dan satunya lagi ke filling station,” kata Hanif melalui keterangan tertulis, Kamis (5/8).
Saat ini, ketersediaan tabung oksigen di Posko Jabar sebanyak 860 tabung, setelah ada bantuan dari BI Jabar sebanyak 200 tabung oksigen. Dirinya menjelaskan, sampai saat ini Posko Oksigen Jabar telah mendistribusikan ribuan oksigen ke rumah sakit yang di Jabar melalui posko yang ada di kabupaten/kota.
“Bisa seribu tabung sehari keluar, kita itu total donasi yang sudah kita terima itu itu hampir 3.000 tabung oksigen. Kalau sekarang di posko ada 800 tabung yang lagi dipinjemin itu 2200 tabung,” katanya.
Mekanismenya lanjut Hanif, setiap Posko Oksigen Jabar menerima bantuan tabung oksigen, pihaknya membagi bantuan oksigen tersebut dengan adil ke 27 kabupaten/kota. Selanjutnya, posko yang berada di kabupaten/kota mendistribusikan oksigen tersebut ke rumah sakit daerah. Namun, yang menjadi prioritas adalah rumah sakit yang kebutuhan oksigennya habis dalam waktu 6 jam
“Misalnya ada 270 tabung masing-masing daerah diberikan 10 tabung. Lalu kemudian di kota/kabupaten akan membagi alokasi ke rumah sakit yang dianggap kritis. Diprioritaskan yang habis dalam waktu 6 jam,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai permintaan tabung oksigen untuk individual masyarakat, Hanif menjawab bahwa saat ini Posko Oksigen Jabar hanya mendistribusikan untuk membantu kebutuhan oksigen di rumah sakit daerah.
Namun kata dia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan segera meluncurkan semacam aturan atau program bahwasanya individu masyarakat bisa meminta bantuan kebutuhan oksigen di Posko Oksigen Jabar, dengan syarat hal tersebut untuk kebutuhan pasien isolasi mandiri (isoman).
“Yang perorangan ini akan segera diluncurkan oleh Gubernur. Itu nanti kalau yang perseorangan intinya nempel di isoman yang datanya ada Pikobar. Masyarakat bisa minta langsung, syaratnya yang isoman,” pungkasnya.