RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyampaikan kabar terbaru seputar kondisi kasus Covid-19. Ridwan Kamil menyebut bahwa, pandemi Covid-19 kini semakin terkendali.
Semua daerah pun, ia katakan, kini tengah didorong untuk menurunkan level kewaspadaan pandemi.
Kendati demikian, ia tetap meminta masyarakat agar tak bereuforia.
Pria yang kerap disapa Emil itu meminta agar masyarakat tetap mematuhi semua protokol kesehatan (prokes) agar kasus Covid-19 tak lagi meningkat.
“Mayoritas situasi kita sangat terkendali. Jadi secara umum kasus aktif di Jabar hanya 4 persen dari total kasus. Total Kasus 686 ribu, yang masih aktif 27 aktif, sudah turun kurang lebih 15 ribuan dari sebelumnya,” ungkapnya, Jumat (27/8).
“Kita jangan bereuforia. Tetap waspada jangan nanti ditikung kedaruratan berikutknya karena kita lengah,” ia menegaskan.
Saat ini, sambung Emil, ada empat daerah di level 2 yakni Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Subang, dan Majalengka.
Sementara empat daerah di level 4 yakni Kabupaten/Kota Sukabumi, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cianjur. Cianjur merupakan satu- satunya daerah di Jabar yang kini menjadi zona merah. Sementara 19 daerah lain ada di level 3.
“Daerah yang level dua ini lagi kita promosikan agar secepatnya ke level 1. Siapa tahu Jabar pecah rekor ada yang bisa ke PPKM Level 1,” katanya.
Saat ini Komite Penanggulangan Covid-19 sedang fokus pembersihan data di kab/kota terutama Kota Depok yang sempat bermasalah.
Selain itu, angka kematian Cianjur sebagai satu-satunya zona merah, per 16-22 Agustus 2021 dicatat Kemenkes ada 175 kematian, tapi real di lapangan yang dicatat Pemkab Cianjur kematian hanya 4 orang pada periode yang sama.
Oleh karena itu, Emil menginstruksikan agar pembersihan (cleansing) data segera dibereskan dalam 7 hari dari sekarang. “Feeling saya mungkin di data. Cek dan ricek satu per satu kasus aktif apakah masih data lama. Good data good decision, bad data bad decision,” kata Emil.
Emil menegaskan, pemerintah kota kabupaten tetap harus mematuhi ketetapan Pemerintah Pusat. Salah satunya, menunda pembukaan objek wisata bagi daerah yang masih dalam kategori PPKM level 4 seperti Kota Cirebon.
“Objek wisata di Cirebon harusnya tidak karena level 4 itu belum diizinkan,” ungkapnya.
Di samping itu, tingkat keterisan rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) terpantau kembali turun, per 26 Agustus 2021 BOR Jabar berada di angka 19,92 persen jauh di bawah ketentuan WHO 60 persen. Ia berharap Jabar akan nol persen terkait keterisan rumah sakit.
Menurutnya, tidak muluk- muluk jika pemerintah, masyarakat, dan elemen lain bekerja sama terutama dalam meningkatkan disiplin protokol kesehatan. “Apakah mungkin Jabar punya BOR nol persen? Mungkin saja, amiin yaa Allah,” harapnya.
Disampaikan, lima kabupaten kota mencatatkan pencapaian mengesankan dengan BOR terendah satu daerah bahkan BOR-nya di bawah 10 persen yakni Kabupaten Indramayu BOR 8,5 persen.
Baca Juga: Selain Covid-19, Warga Harus Waspada DBD, Sudah 11 Orang di Kab Bandung Meninggal
Disusul Karawang 10,8 persen, Kabupaten Bekasi 13, 58 persen, Purwakarta 15,03 persen, Kota Cirebon 15,57 persen.
Selain di rumah sakit rujukan, kondisi pandemi Covid-19 di Jawa Barat, penurunan BOR juga terjadi pada 33 titik isolasi terpusat (isoter) yakni 16,33 persen, sementara BOR di tempat isolasi desa/kelurahan 26,57 persen.
Tak hanya BOR yang membaik, Jabar juga sudah surplus oksigen untuk 214,2 ton per hari dari kebutuhan kritis 174,1 ton per hari.
(muh)