News

Mendag: Potensinya Besar, Pemerintah Terus Pacu Perekonomian Digital

Radar Bandung - 13/10/2021, 20:00 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kementerian Perdagangan menggelar webinar dialog kebijakan “Gambir Trade Talk ke-3” yang mengangkat tema “Transformasi Ekonomi Digital: Kesiapan Indonesia" pada Selasa 12 Oktober 2021. Acara ini menghadirkan sambutan kunci dari Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.

RADARBANDUNG.id- BESARNYA potensi ekonomi digital Indonesia mendorong pemerintah terus melakukan akselerasi pertumbuhan sektor ini di tengah Pandemi Covid-19.

Dengan 197 juta penduduk yang memiliki akses internet dan akan tumbuh menjadi 250 juta orang pada tahun 2050, Indonesia jadi pasar yang menjadikan bagi ekonomi digital. Perniagaan elektronik ekonomi digital diprediksi akan menyumbang 33 persen atau sebesar Rp 1.908 triliun pada 2030.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam diskusi ekonomi virtual Gambir Trade Talk ke-3 yang mengambil tema ‘Transformasi Ekonomi Digital: Kesiapan Indonesia’, Selasa (12/10).

Menurutnya, jika diukur dari gross merchandise value (GMV), potensi ekonomi digital Indonesia jauh melebihi negara-negara lain di kawasan ASEAN.

Pada 2020 lalu, ekonomi digital Indonesia baru berkontribusi sebesar empat persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Pada 2030 mendatang, ekonomi digital Indonesia diyakini akan tumbuh setidaknya delapan kali lipat dan menjadi berkontribusi 18 persen terhadap PDB.

“Niaga elektronik (E-commerce) diperkirakan masih akan menguasai peta ekonomi digital Indonesia pada 2030 dengan kontribusi mencapai Rp 1.908 triliun atau sekitar 33 persen. Sementara itu, kontribusi besar lainnya bagi ekonomi digital Indonesia akan bersumber dari business to business, termasuk rantai nilai dan logistik, yang sebesar Rp763 triliun atau 13 persen; online travel sebesar Rp575 triliun atau 10 persen; dan corporate services sebesar Rp529 triliun atau 9 persen,” ungkap Mendag Lutfi.

Untuk mewujudkan transformasi dan akselerasi ekonomi digital Indonesia, Mendag Lutfi menyampaikan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan cetak biru yang berfokus pada tiga hal.

Pertama, meningkatkan jumlah talenta digital baik di instansi pemerintah, pelaku usaha, dan kalangan akademisi.

Kedua, mengakselerasi investasi infrastruktur hingga pelosok Nusantara agar tidak ada kesenjangan digital.

Ketiga, memastikan regulasi dan kebijakan terkait ekonomi digital Indonesia bersifat adaptif, proaktif, dan kolaboratif, selain itu harus memfasilitasi inovasi dan memastikan adanya lingkungan bisnis yang adil dan inklusif.

Gambir Trade Talk ke-3 diadakan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan.

Diskusi kali ini bertujuan memperoleh gambaran serta memahami arah pengembangan transformasi digital Indonesia dari perspektif pemerintah, pelaku usaha, dan investor.

Mendag: Potensinya Besar, Pemerintah Terus Pacu Perekonomian Digital

Webinar dimoderatori oleh Ekonom World Bank Group Jakarta, Maria Monica Wihardja. Hadir sebagai narasumber yaitu Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Wilson Cuaca; Wakil Kepala Badan Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital KADIN, Pandu Adi Laras; Founder TaniHub, Pamitra Wineka; Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan; serta President Commisioner A.T. Kearney Alessandro Gazzini.

Gambir Trade Talk ke-3 menghadirkan narasumber Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan; Wakil Kepala Badan Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Pandu Adi Laras; anggota Komite Perdagangan Komoditi Digital Kadin dan Founder TaniHub, Pamitra Wineka; Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca; dan Partner, President Commissioner A.T. Kearney, Alessandro Gazzini. Diskusi dimoderatori oleh ekonom the World Bank Group, Maria Monica Wihardja.

Dalam sambutan pembukanya,  Kepala BPPP Kemendag Kasan menyampaikan bahwa transformasi dan adaptasi teknologi digital adalah hal yang mutlak dan tidak dapat dihindari.