News

Datangi Kali Rasmi, Ridwan Kamil Minta Anak Muda Patroli Sungai

Radar Bandung - 09/11/2021, 20:56 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau Kali Rasmi di Desa Wangungharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (9/11/2021). (Foto: Istimewa)

RADARBANDUNG.id, BEKASI- Usai karantina 3 hari sepulang lawatan luar negeri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil langsung meninjau Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Dalam peninjauan Gubernur minta warga khususnya anak-anak muda dilibatkan dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi.

Pelibatan warga dan tenaga muda sangat penting karena dapat membantu kerja petugas dalam memantau kesehatan sungai.

Menurut Gubernur, sumber pencemaran yang sempat viral di media sosial perlu dicari tahu dari mana.

Dari pengalaman penanganan DAS Citarum, pencemaran berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga atau domestik.

“Anak-anak muda di desa akan dijadikan patroli sungai. Patrolinya mencari sumber-sumber pencemaran,” ujar Ridwan Kamil di Kali Rasmi, Selasa (9/11/2021).

Gubernur meminta patroli dilakukan pada malam hari dan atau sewaktu hujan.

Menurutnya dua momen inilah yang kerap dimanfaatkan para pembuang limbah agar aksinya tidak ketahuan warga sekitar sungai dan petugas.

“(Patrolinya) Jangan di siang hari, kerjanya saat hujan dan saat malam. Kenapa sarannya terdengar aneh? Karena pencemaran berdasarkan pengalaman selalu dilakukan saat hujan berharap mengalir dengan air hujan, dan berharap enggak ada yang lihat pada malam hari,” ungkap Ridwan Kamil.

Pemkab Bekasi, kata Ridwan Kamil, dapat meniru program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi agar kejadian serupa tak terulang.

Air Citarum dalam tiga tahun kualitasnya membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan.

“Meng-copy keberhasilan Citarum. Sungai ini rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan,” jelas Ridwan Kamil.

“Kalau Citarum skala besar saja bisa kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa. Kuncinya adalah kekompakan itu,” lanjutnya.

Pola yang bisa diterapkan yakni pentaheliks melibatkan semua stakeholders mulai dari pemerintahan, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media. Pada Citarum Harum, komunitas lingkungan, pelibatan TNI/Polri sangat gampang dilakukan dan efektif.

Diharapkan semakin banyak penjahat lingkungan yang takut membuang limbah karena tentara dan polisi memiliki karakteristik tegas dan mengedepankan NKRI.

Usai Karantina 3 Hari, Ridwan Kamil Langsung ke Kali Rasmi

“Mari kita mulai tradisi melibatkan TNI/Polri dan komunitas. Selama ini kalau tidak melibatkan TNI/Polri, yang buang limbah tidak takut,” beber kata pria yang kerap disapa Kang Emil.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dikarantina 3 Hari

Ia mencontohkan satu pabrik yang bebas membuang limbah bertahun – tahun, begitu ketahuan oleh TNI/Polri langsung didatangi.

“Waktu di Citarum juga sama, bertahun-tahun enggak ada yang takut. Waktu TNI Polri datang, langsung saluran limbahnya dicor. Tercatat ada 70 pabrik ngeyel kita bawa ke pengadilan,” terang Ridwan Kamil.