RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Menteri BUMN, Erick Tohir menilai disrupsi digital harus disikapi dengan dorongan anak muda menjadi direksi dalam perusahaan milik negara. Selain itu, kerjasama riset dengan kampus pun tetap menjadi fokus utama.
Erick menargetkan direksi muda berusia di bawah 40 tahun di Kementerian BUMN bisa mencapai 10 persen pada tahun 2023. Tahun ini, posisi strategis yang ditempati sosok muda sudah mencapai lima persen.
“Kenapa (mendorong kepemimpinan direksi muda), tidak lain karena disrupsi digital. Kami mendorong demikian untuk mengantisipasi disrupsi digital,” kata dia saat membuka Rakernas Ikatan Alumni (IA) ITB secara daring, Sabtu (18/12).
Selain disrupsi digital, di hadapan IA ITB ua mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan lain. Pasar global yang memang saat ini terus menerus harus dibuka untuk kepentingan bersama. Namun, menjadi masalah saat ada yang menunggangi untuk kepentingan kelompok tertentu.
Erick menceritakan bagaimana Indonesia mengalami tekanan untuk menandatangani supply chain atau rantai pasok yang sangat tidak menguntungkan. Negara-negara besar, termasuk Singapura didalamnya, duduk bersama dan menekan Indonesia dan Kongo.
Dia mencontohkan ada bahan pupuk yang masih impor, dan jika harga naik maka akan mempengaruhi rantai pasok karena berdampak pada pangan.
“Nah Equilibrium ini yang sedang kita hadapi, karena itu penting sekali kita bersama-sama mengerti situasi ini dan memastikan bahwa market kita, sumber daya alam kita jangan dipergunakan untuk pertumbuhan negara lain,” tegasnya.
Selain itu, ada soal sub digital yang harus disikapi karena bisa berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha. Ia terus berdiskusi dengan para akademisi untuk membahas roadmap ketenagakerjaan.
Erick juga mengingatkan soal carbon tax dan green energy. “Negara-negara Eropa akan melihat itu karena itu dijadikan basis dalam menerima komoditas kita. Lihat saja bagaimana negara Eropa menekan kita soal sawit. Karena itu perlu dilakukan bagaimana hilirisasi industri yang menggunakan sawit,” jelas dia.
Perkuat kerjasama Riset dengan Kampus
Dalam kesempatan yang sama, Erick menjamin kementerian dipimpinnya akan terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai kampus, termasuk ITB. Apalagi, banyak alumni ITB yang sudah banyak berkiprah di posisi strategis.
“Kalau kita lihat Staf Khusus III Menteri BUMN, itu Pak Arya Sinulingga dari ITB. Kalau di DPR dipanggilnya Wamen III. Dirut Pertamina dari ITB, Dirut Telkom juga dari ITB, Direktur Utama Bio Farma juga dari ITB,” kata Erick Thohir.
“Kerja sama riset antara BUMN dengan ITB, saya rasa ini yang akan terus kita tingkatkan. Telkom sudah bekerja sama, Pertamina juga sudah melakukan kerja sama, dan tentu makin banyak BUMN yang bisa kita kolaborasikan,” ia melanjutkan.
Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni ITB Gembong Primadjaja mengaku terhormat dengan rencana peningkatan kerja sama yang disebutkan oleh Erick Tohir. Hal itu secara langsung membuka kesempatan secara luas bagi para alumni ITB bisa menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk Indonesia.
“Tentu kami merasa terhormat. Ini kesempatan untuk berkontirbusi lebih dalam membangun bangsa ini,” jelas dia.
Sementara itu, Rakrenas IA ITB yang berlangsung di Sabuga ITB diwarnai penyerahan ambulan dari Bank Rakyat Indonesia sebagai aksi sosial responsibility kepada Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung. Ambulan diharapkan dapat digunakan IA ITB untuk membantu pemerintah menangani pandemic Covid-19 dan saat terjadi bencana.
Simbolis kunci ambulan diserahkan Rudi Trilaksono, Branch Manager Bank Rakyat Indonesia kepada Gembong Primadjaja, Ketua IA-ITB Periode 2021-2025 didampingi Ketua Badan Penanggulangan Bencana IA ITB, Adamsyah Wahab.
“Pemberian ambulan ini merupakan bukti nyata komitmen BRI ikut serta dalam penanganan persoalan sosial atau bencana. Terlebih pandemi masih melanda tanah air,” ujar Rudi Trilaksono.
Selain itu turut dilakukan penandatanganan penyediaan Kartu Anggota IA ITB dengan logo BRI yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi perbankan.