RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan pengalamannya saat menjadi pekerja migran sebelum menjadi pejabat publik. Salah satu kendala yang kerap ditemukan adalah kanal atau layanan informasi yang disediakan pemerintah.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan bahwa jauh sebelum menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, ia sempat bekerja di Amerika Serikat dan Hongkong.
Saat bekerja di Hongkong, ia pernah berkumpul dengan pekerja migran asal Indonesia lainnya di Victoria Park. Taman tersebut menjadi taman yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para pekerja migran Indonesia, termasuk para pekerja perempuan yang mendominasi di Hongkong saat itu.
Dalam perbincangannya saat itu, hal yang disorotinya adalah sulitnya mencari informasi mengenai urusan paspor, pekerjaan, dan pengaduan. Semua harus dilakukan sendiri dengan kanal informasi dan koordinasi yang seadanya.
“Waktu di Hongkong ya suka main lah dengan para pekerja migran lain di taman Victoria. Jadi saya lima tahun memang enggak ada fasilitasi dari negara, semua info nyari sendiri. Googling lah kalau sekarang mah. Kemudian kalau mau lapor ya cari-cari info,” kata dia.
Seiring berjalannya waktu, kanal informasi sudah mulai mudah didapatkan. Namun, tetap perlu ada fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini pula yang melandasinya membuat Manajemen Jabar Migrant Service Centre (JMSC).
JMSC sendiri memberikan banyak layanan mulai dari informasi pekerjaan di luar negeri, data pekerja migran yang berbasis desa, pelatihan dan informasi kebutuhan pekerja migran yang dibutuhkan oleh user di luar negeri.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan saat ini pekerjaan tidak lagi mengenal batas negara. Semua penduduk yang memiliki kemampuan, terutama Bahasa Inggris bisa mengakses peluang kerja di luar negeri.
Peluang ini disikapi pihaknya dengan meluncurkan JMSC. Dengan aplikasi JMSC maka warga Jawa Barat yang tengah mencari lowongan pekerjaan di luar negeri, bisa mendapatkan layanan dan informasi yang valid. “Mudah-mudahan (JMSC) ini disambut dengan baik bahwa menaklukan dunia dengan pekerjaan kita,” tutur dia.
Kehadiran JMSC menurutnya menjadikan informasi lowongan pekerjaan di luar negeri lebih sistematis. JMSC juga memfasilitasi pengaduan hingga navigasi tempat pelatihan yang bisa diakses oleh calon pekerja.
“Selama ini proses komunikasi dari mana info pekerjaan itu dari mulut ke mulut, tidak sistematis, ada komplain juga dari mulut ke mulut, tidak sistematis sekarang dengan adanya aplikasi ini dari mulai apa lowongan pekerjaan di negara mana dan kemudian saya latihan skill nya dimana mengurus paspor administrasinya gimana. Semua ngumpul di satu aplikasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Taufik R Garsadi mengatakan JMSC merupakan layanan berbasis elektronik dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat dan seluruh stakeholder pemangku kepentingan untuk mempermudah pelayanan dan sinergitas serta navigasi khususnya pekerja migran.
Menurut dia pelindungan pekerja migran Indonesia merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia asal daerah Provinsi Jawa Barat harus dibentuk layanan terpadu satu atap atau Jabar Migrant Service Center.
Rencananya ada beberapa kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan berkenaan dengan kegiatan sistem manajemen Jabar Migrant Service Center, diantaranya telah terumuskannya sebuah “business plan” dan “business process” dari Jabar Migrant Service Center.
“Yang bersamaan dengan proses perumusan ‘business plan’ ini, juga telah terselenggara sosialisasi JMSC ke berbagai perangkat daerah, perusahaan, dan organisasi,” kata dia.