News

BPJS Kesehatan Ajak Guru Ngaji se-Kabupaten Bandung Kenali JKN-KIS Lebih Dekat

Radar Bandung - 27/04/2022, 06:53 WIB
A
Ardyan
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id – Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung berencana mendaftarkan seluruh guru ngaji se-kabupaten Bandung untuk menjadi peserta JKN-KIS. Proses pendaftaran tersebut saat ini masuk dalam penyelarasan data agar guru ngaji yang akan didaftarkan Pemkab Bandung tepat sasaran. Bertempat di Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, untuk menambah pemahaman para guru ngaji tentang Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan Soreang menyosialisasikan Program JKN-KIS di depan para koordinator guru ngaji se-Kabupaten Bandung, Jumat (25/03/2022).

Kepala Bidang Perluasan, Pengawasan, dan Pemeriksaan Peserta BPJS Kesehatan Cabang Soreang, Dadang Sulaeman menjelaskan dari jumlah 28 ribuan data yang diterima oleh BPJS Kesehatan terdapat beberapa data yang ditemukan telah menjadi peserta JKN-KIS dari berbagai segmen.

“Dari data awal sebanyak 28 ribu termasuk dengan anggota keluarga yang akan didaftarkan, ada beberapa guru ngaji yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Jadi kami harapkan para koordinator dapat menjelaskan kepada guru ngaji perbedaan beberapa segmen peserta, karena yang akan didaftarkan oleh Pemkab Bandung adalah guru ngaji, pasangan dan 2 orang anak pada kelas 3,” papar Dadang.

Ia mengatakan bahwa sebelum BPJS Kesehatan mengalihkan kepesertaan seluruh nguru ngaji ke segmen PBI APBD, diharapkan nguru ngaji memahami hak dan kewajiban sebagai peserta JKN-KIS khususnya PBI APBD Kelas 3.

“Pada data yang kami terima juga ada peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yang menunggak iuran, kami mohon kepada koordinator guru ngaji untuk menyampaikan kepada yang bersangkutan agar tunggakannya dibayarkan terlebih dahulu, agar tidak ada permasalahan dalam migrasi ke segmen PBI APBD,” jelasnya.

Dadang juga menjelaskan bahwa Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ini menggunakan prinsip gotong royong, dimana yang sehat membantu yang sakit.

“Mungkin bagi yang masih sehat tidak akan merasakan manfaat Program JKN-KIS, tapi coba kita lihat bagi saudara-saudara kita yang mengalami sakit kronis misalnya sakit jantung, ataupun yang harus cuci darah setiap minggu, bagi mereka begitu besar manfaat program ini,” ujar Dadang.

Tak lupa, Dadang mengajak semua peserta untuk mengunduh aplikasi Mobile JKN dan melaksanakan skrining kesehatan untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita peserta JKN-KIS.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Ricky mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan terkait data valid guru ngaji yang akan didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS segmen PBI APBD kelas 3.

“Tentunya kita akan terus berkoordinasi dengan para koordinator guru ngaji dan BPJS Kesehatan agar seluruh guru ngaji terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dan terjamin kesehatannya oleh Program JKN-KIS,” tegasnya. (*)