RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Istilah metaverse dalam beberapa waktu terakhir ramai jadi bahan perbincangan. Bahkan teknologi itu terus dikembangkan kedalam dunia pendidikan. Seperti yang dilakukan Perguruan Darul Hikam.
Direktur Perguruan Darul Hikam, Ruri. B Ramadhanti mengatakan, hadirnya metaverse melahirkan berbagai tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan. Menurutnya, bukan tidak mungkin model sekolah dan pengajaran masa depan nanti akan banyak menggunakan teknologi digital seperti penggunaan metaverse.
“Dunia pendidikan saat ini sudah terbiasa dengan situasi pandemi. Artinya menyesuaikan dengan situasi sekarang yakni pendidikan yang semula dilakukan tatap muka di sekolah kemudian berganti menggunakan teknologi seperti aplikasi zoom,” ucap Ruri di Bandung, Senin (28/3/2022).
Kata Ruri, rencananya untuk kedepan ia ingin menerapkan metaverse kedalam pendidikan di Perguruan Darul Hikam mulai dari SD SMP hingga SMA.
“Kami memang belum menerapkan metaverse dalam sistem pendidikan. Saat ini masih mengkaji lebih dalam, bagaimana penerapannya secara luas, karena metaverse dalam pendidikan merupakan hal yang baru,” paparnya.
Ruri menambahkan, untuk menindaklanjuti hal tersebut pihaknya sudah berdiskusi dengan Rektor Telkom University, Adiwijaya dan segera melakukan MoU terkait penerapan digtalisasi metaverse dalam dunia pendidikan di Darul Hikam.
“Nanti kalau di Darul Hikam sudah jadi pilot project, kita akan mengajak sekolah mitra untuk menerapkan hal serupa,” tuturnya.
“Kami berharap kedepan metaverse ini dapat meningkatkan serapan pembelajaran siswa dan paling penting mengikuti perkembangan zaman untuk pengembangan dunia pendidikan,” tandasnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan, Ratusan Pelajar se-Indonesia Ikut Kompetisi Gelaran DHIS Secondary
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Telkom University, Adiwijaya menambahkan, metaverse memang lagi booming, namun ada baiknya tidak buru-buru untuk ‘berinvestasi’ tapi juga jangan ditinggalkan, karena teknologi terus berkembang sangat cepat.
“Jangan buru-buru ingin punya teknologi ini dan itu. Ingat teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu. Paling penting adalah temen-temen di dunia pendidikan jangan alergi pada teknologi, karena teknologi ini adalah sebaik baiknya tool dimana kita akan menyesuaikan diri dengan zaman,” paparnya.
Baca Juga: Sambut Era Digital, DHEC 2022 Usung Tema Metaverse dan Pendidikan
Adiwijaya menambahkan, pada dasarnya metaverse di bidang pendidikan tentunya dapat mendorong kemandirian teknologi. Tapi jangan jadi pemain.
“Kita harus mencoba membuat teknologi sendiri, jangan jadi pasar. Nah disitulah pembelajaran yang sebetulnya. Sebaik-baiknya teknologi bisa menyelesaikan persoalan. Contoh metaverse untuk pembelajaran harus jadi pilihan untuk mencapai kompetensi, jangan hanya main metaverse tapi konten pendidikannya tidak sampai,” pungkasnya.
(arh)