News

Literasi Digital: Indonesia Tak Bisa Lagi Sekadar Membaca, Tapi Harus Mencipta

Radar Bandung - 25/05/2022, 16:44 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kondisi pandemi Covid 19 memaksa semua sektor nyaris gulung tikar, terkecuali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jalur perdagangan online dipilih UMKM agar bisa bertahan.

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas Presiden Jokowi pada 14 Mei 2022 merupakan ajakan untuk menggunakan karya dalam negeri. UMKM merupakan tulang punggung ekonomi bangsa.

Perdagangan via online dipilih para pelaku UMKM semenjak pandemi terjadi. Meski begitu pelaku UMKM tetap dituntut menumbuh-kembangkan berbagai ide/gagasan hingga inovasi baru sebagai solusi di tengah persoalan akibat pandemi (social entrepreneurship).

Gerakan literasi digital yang digalang Perpustakaan Nasional akhir-akhir ini diharapkan bisa menembus segala lapisan masyarakat agar bisa terliterasi tanpa ada lagi hambatan yang berarti.

“Bahan bacaan saat ini sudah harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Artinya, merujuk kepada apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa terus produkti,” jelas Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Rabu (25/05/2022).

Baca Juga: Rakornas Perpustakaan 2022 Ditutup, Ini Hasilnya

Transformasi digital menjadi tagline utama tahun ini mengarahkan kepada upaya Perpusnas untuk menyediakan konten-konten yang bisa diakses secara mudah dari mana saja dan kapan saja dan memudahkan siapa saja untuk mendapatkan ruang pembelajaran baru, memfasilitasi para konten kreator dan mengumpulkan berbagai konten legal dari seluruh kementerian/lembaga yang bisa diakses masyarakat.

“Perpustakaan sebagai sumber informasi bisa memiliki sebanyak mungkin data dan informasi yang bisa di-share secara legal kepada masyarakat. Saat ini perpustakaan harus bisa memberikan tutorial untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi,” tambah Syarif Bando.

Baca Juga: Dukung Presidensi G20 Indonesia, Perpusnas akan Terbitkan Buku Tematik

Syarif Bando melanjutkan, literasi digital yang digalang Perpusnas ini adalah kebutuhan yang urgent. Urgensinya bukan hanya sebagai pusat data dan informasi, namun juga bergerak maju mencapai lima tingkatan literasi.

“Literasi digital ini sangat penting, karena di negara-negara maju, mereka sudah tidak lagi bicara kegemaran membaca dan akses kepada buku. Mereka sudah menciptakan teknologi baru yang mendunia,” ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, yang selama ini concern keberpihakan dan perhatian yang tinggi dalam gerakan literasi dan budaya baca Indonesia.