RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pelestarian bahan perpustakaan memegang peranan penting untuk mempertahanankan media dan informasi agar bertahan pada jangka waktu yang lama.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada penyediaan dan pelestarian koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakaan tidak hanya berupa koleksi tertulis saja tetapi juga koleksi terekam, seperti foto dan film.
Plt Kepala Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Made Ayu Wirayati mengatakan, perpustakaan sebagai penyimpan koleksi tentunya dihadapkan pada permasalahan cara merawat dan memelihara koleksi kuno dan langka.
Baca Juga: Literasi Digital: Indonesia Tak Bisa Lagi Sekadar Membaca, Tapi Harus Mencipta
“Preservasi menjadi sangat kompleks ketika harus mengantisipasi kebutuhan fisik dan informasi berkelanjutan di masa akan datang. Perubahan demografi kebutuhan dan budaya pengguna akan informasi yang semakin canggih dan praktis harus diimbangi dengan pembaharuan metode preservasi pada tiap media penyimpanannya,” kata Made Ayu.
Sebagaimana tertuang dalam UU Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 9 butir c, menegaskan bahwa Perpusnas memiliki kewenangan untuk melakukan konservasi dan preservasi berupa alih media terkait koleksi perpustakaan.
“Perpusnas mengajak seluruh elemen masyarakat untuk dapat melestarikan koleksi-koleksi yang sudah langka dan bernilai sejarah dalam rangka melestarikan warisan budaya bangsa,” ungkapnya.
Baca Juga: Dukung Presidensi G20 Indonesia, Perpusnas akan Terbitkan Buku Tematik
Peneliti dan Pengelola Digital Repository of Endangered dan Affected Manuscripts in Southeast Asia (DreamSEA), Ilham Nurwansah menyampaikan, banyak naskah kuno yang tersebar di Indonesia, khususnya yang dimiliki oleh masyarakat dengan kondisi yang memprihatinkan.
“Sebagai warisan budaya bangsa, naskah tersebut memang perlu diselamatkan. Salah satu Non-Government Organization (NGO) DreamSEA membantu para pemilik untuk melestarikan naskah-naskahnya sekaligus melestarikan keanekaragaman kebudayaan dan agama dengan cara mendigitalkan naskah yang ada di Asia Tenggara,” tuturnya.