News

Begini Langkah Pemprov Jabar Antisipasi Penyakit PMK Hewan Ternak Jelang Idul Adha

Radar Bandung - 29/05/2022, 13:46 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Peternak memberi makan kepada sapi ternaknya berupa bubur beras, sebab banyak ternak yang terjangkit PMK menjadi susah makan. FOTO: NUR ILHAM NATSIR/ RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mencatat penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak sudah tersebar di beberapa titik di 20 kabupaten kota. Meski demikian, ditinjau secara detil, jumlah hewan yang berstatus terduga atau terjangkit PMK masih belum meningkat secara signifikan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Moh. Arifin Soedjayana mengatakan pemeriksaan hewan dilakukan sejak awal Mei. Awalnya, hewan yang terdeteksi terjangkit PMK berada di Garut, Tasikmalaya dan Banjar.

“Nah posisinya sekarang adalah sudah ada 20 kab kota yang sudah terjangkit,” ucapnya.

Meski demikian, ia menyebut situasi saat ini masih terkendali. Meski sudah tersebar, namun areanya tidak meluas. Dari 627 kecamatan yang ada, penyakit PMK terdeteksi di 97 kecamatan atau 15,47 persen. Lalu, terdapat di 125 desa kelurahan dari 5.957 desa kelurahan di Jabar.

Upaya yang dilakukan adalah mikro lockdown di tingkat kecamatan sampai desa agar virus ini tidak meluas dan menjangkiti hewan ternak di kawasan lain. Selain itu, ia meminta Kementerian terkait agar melakukan pengetatan pengiriman hewan ternak. Hanya hewan yang sudah dinyatakan sehat yang bisa didistribusikan antar provinsi.

“Dari hasil evaluasi, penyebaran viru ini dari arus distribusi. Kita maksimalkan check point dengan kepolisian. Tapi kan tetap saja, datangnya jam 1 malem, lewat jalur alternatif, aga susah ngecek semuanya,” katanya.

Baca Juga: Cegah Wabah PMK Meluas, Pemprov Jabar Terapkan Micro Lockdown

“Minimal kalau dari merekanya sudah sehat kita akan terima, karena kita daerah konsumen yang memang menerima. 80 persen kebutuhan sapi potong itu adalah dari luar Jabar. seperti dari Jateng, Jatim, NTT, NTB dan Bali,” lanjutnya.

Jumlah kebutuhan sapi pada saat Idul Adha di Jawa Barat mencapai kurang lebih 70 ribu ekor. Sisa kebutuhan disuplai dari daerah lain sebanyak 30 ribu ekor. Sedangkan kebutuhan domba, meski jumlahnya bisa 2 kali lipat dari sapi, namun kebutuhan masih aman.

“Saya sudah hubungi peternakan untuk persiapan kurban, jangan sampai stok yang ada itu terpapar. Kemarin hitungan kita itu 30 ribuan dalam perjalanan dari NTT, NTB dan bali, masuknya ke tanjung priok, kita yakini aman karena balai karantinanya ada disana. Jadi kebutuhan bisa tercapai h-14 (isul adha),” tandasnya.

(dbs)