News

Hasil Kajian UNFPA dan BKKBN Rekomendasikan Kebijakan untuk Lansia Saat Pandemi

Radar Bandung - 27/07/2022, 09:54 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi
Konferensi Pers peluncuran hasil studi BKKBN dan UNFPA terkait dampak pandemi Covid-19 pada lansia (termasuk lansia dengan disabilitas).

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Indonesia sudah memasuki era populasi yang menua (ageing population). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2021, ada 29.82 juta orang lanjut usia (lansia) di Indonesia, 10.82 persen dari populasi nasional.

Dampak dari meningkatnya jumlah lansia ini cukup kompleks. Di satu sisi, populasi yang menua berarti bahwa harapan hidup di Indonesia meningkat, dan bisa mengindikasikan kualitas hidup dan kesehatan yang lebih baik.

BPS merekam tren peningkatan angka harapan hidup selama 2012-2021, dari 70,2 tahun menjadi 73,5 tahun. Di sisi lain, kita membutuhkan program pembangunan yang berkelanjutan dan harus mengedepankan pemenuhan hak untuk mengurangi kerentanan dan menjamin kesejahteraan kelompok lansia.

Lansia, termasuk lansia dengan penyandang disabilitas, merupakan kelompok penduduk yang paling rentan. Mereka memerlukan bantuan khusus untuk menjangkau pelayanan kesehatan dan sosial tidak hanya karena kondisi fisik dan bentuk disabilitas lain, tapi juga kerentanan mereka yang berlapis terhadap kekerasan dan diskriminasi.

Dengan terus berlangsungnya pandemi Covid-19 dan terbatasnya perlindungan sosial, lansia lebih rentan terhadap guncangan ekonomi dan risiko kemiskinan.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga membuat lansia terisolasi dari kehidupan dunia luar, sehingga memengaruhi kesehatan mental mereka.

Baca Juga: BKKBN Optimis Bisa Turunkan Angka Stunting Hingga 13,96 Persen, Begini Langkah yang Diambil

Selain itu, meskipun vaksin diprioritaskan untuk lansia, temuan dari Kementerian Kesehatan di lapangan menyebutkan bahwa jangkauan cakupan vaksinasi bagi lansia belum maksimal karena sejumlah lokasi vaksinasi masih sulit untuk diakses lansia, baik dari segi jarak, akses dan ongkos transportasi, maupun ketersediaan pendamping.

Untuk dapat memahami kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan lansia selama pandemi Covid-19 secara lebih baik, Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFPA) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan kajian mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap lansia, termasuk lansia dengan disabilitas, dengan menggunakan aplikasi GoLantang secara nasional.

Baca Juga: Tekan Stunting, BKKBN Turunkan 200 Ribu Tim Pendamping Keluarga

Hasil penelitian yang bertajuk ”Studi Nasional tentang Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kelompok Lansia (termasuk penyandang disabilitas) di Indonesia” ini diluncurkan Selasa 26 Juli 2022 di Bandung yang dibuka oleh Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia Anjali Sen, dan Perwakilan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Yusuke Nakao,

Dalam acara tersebut menghadirkan Dr. Rintaro Mori (UNFPA Regional Advisor on Population Aging and Sustainable Development), Dr. Yasuhiko Saito (College of Economics – Nihon University Tokyo & Special Advisor on Population Ageing Economic Research Institute for ASEAN and East Asia), dan Dr. Lilis Heri Mis Cicih (Peneliti Senior dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia).

“Hasil studi ini diharapkan memberikan pemahaman bagaimana pandemi Covid-19 berdampak terhadap kehidupan lansia termasuk lansia dengan disabilitas dalam bidang kesehatan sosial dan ekonomi,” ucap Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN, Erisman di Bandung, Selasa (26/7/2022).