News

Pernah Jadi Satpam Unisba, Tukang Sablon Hingga Tinggal di Masjid, Faisal Lulus Jadi Sarjana

Radar Bandung - 31/08/2022, 10:01 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi
Wisudawan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, Unisba, Ahmad Faisal.

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Keterbatasan ekonomi tidaklah jadi penghalang untuk menggapai cita-cita. Asalkan punya kemauan keras, apa yang dicita-citakan bisa terwujud.

Kuncinya asal mau berusaha, pasti dibukakan jalannya oleh Yang Maha Kuasa. Begitulah kalimat yang diungkapkan oleh Ahmad Faisal, wisudawan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, Unisba yang dilantik pada prosesi wisuda Unisba gelombang II tahun akademik 2022-2023, Minggu (28/8/2022).

Anak dari pasangan suami istri asal Tasikmalaya Enut Mustopa dan Ibu Ida itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Enut bekerja sebagai seorang buruh pabrik. Sedangkan Ibu Ida berdagang kecil-kecilan.

Kondisi sosial ekonomi yang dimiliki kedua orang tua Faisal tidak menyurutkan keinginan Faisal untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada 2018, Faisal berhasil masuk ke Unisba dan menyelesaikan studinya selama 3 tahun 10 bulan dengan predikat cumlaude (IPK 3,59).

Baca Juga: Sivitas Akademika Unisba Diberi Penghargaan Dalam Gelaran 3rd Resvex 2022

Anak sulung dari delapan bersaudara ini berharap, sosoknya dapat menjadi contoh bagi adik-adiknya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.

“Awalnya orang tua dan anggota keluarga saya yang lainnya tidak mendukung saya untuk berkuliah karena adanya keterbatasan finansial. Tapi saya yakin, kalau kita menolong agama Allah, kita akan ditolong Allah secara langsung. Kalau yakin, apapun yang mustahil bisa terjadi,” ujar Faisal.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu dan Kualitas Pendidikan, Perguruan Darul Hikam Pegang Dua Kriteria Penting Ini

Perjalanan Faisal berkuliah di Unisba tidaklah mudah. Sebelum berkuliah di Unisba, ia sempat bekerja di tempat sablon di Kota Cimahi.

Ia juga sempat bekerja disalah satu toko grosir di pasar tradional. Faisal juga sempat bekerja sebagai salah satu security di Unisba.

“Sebelum kuliah, saya sempat ditawarkan untuk berkuliah di kampus lain, namun beasiswa yang ditawarkannya tidak full, saya memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu. Kemudian, setelah dibukakan jalan oleh Baitul Maal Unisba, baru saya memberanikan diri untuk daftar kuliah di Unisba,” ujarnya.