News

Hasil Investigasi KNKT soal Kecelakaan Truk Kontainer Maut di Bekasi

Radar Bandung - 02/09/2022, 13:16 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Petugas Kepolisian mengatur lalu lintas saat olah TKP kecelakaan truk kontainer menggunakan alat 3D Lasser Scanner di depan SDN Kota Baru 02 dan 03 Kranji, Bekasi, Jawa Barat Kamis (1/9/2022). Olah TKP tersebut untuk menganalisis penyebab kecelakaan truk yang menewaskan 10 orang dan melukai 23 itu. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

RADARBANDUNG.id, BEKASI- Hasil investigasi tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, terungkap sistem pengereman kendaraan bagus, tetapi tidak mampu menahan laju kendaraan dengan beban melebihi kapasitas normal alias overload.

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan mengatakan, berdasarkan hasil investigasi terhadap kontainer dalam kecelakaan maut di depan SDN Kota Baru 2 dan 3, semua sistem rem bekerja bagus tidak ada kerusakan sama sekali. Secara keseluruhan layak jalan dan tidak ada masalah dalam pengereman.

“Hasil pemeriksaan, pengemudi menggunakan gigi tujuh saat turunan, sedangkan muatannya besi seberat 55 ton. Dengan muatan sebanyak itu tidak memungkinkan untuk dilakukan pengereman. Gaya pengereman tidak dapat mengakomodasi muatan tersebut,” kata Wildan seperti diberitakan Radar Bekasi (Jawa Pos Group), Jumat (2/9).

Baca Juga: 30 Orang Jadi Korban Kecelakaan Maut Truk Bekasi, Mayoritas Siswa SD

Hasil investigasi di lapangan, sambung Wildan, ditemukan ada jejak pengereman tapi jejaknya tipis. Pengemudi bisa berjalan, pengereman bisa tapi gayanya tidak bisa menahan.

“Saya tanya ada masalah di dalam pengereman, dia bilang bisa ngerem, tapi gak pakem karena beratnya terlalu berlebihan, terus pakai gigi tujuh,” ucapnya. Ditanya lebih jauh mengapa menggunakan gigi tujuh, imbuh Wildan, sopir mengalami kebingungan lantaran salah jalan.