News

Jejak Kisah Cinta Soekarno dan Haryati di Omah Kenangan

Radar Bandung - 21/09/2022, 08:23 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Jejak Kisah Cinta Soekarno dan Haryati di Omah Kenangan
RUMAH SEJARAH: Eni Wisnu Wardhani, pemilik Omah Kenangan, sedang melihat potret dan surat Soekarno untuk Haryati, Sabtu (17/9). (Ramadhoni Cahya/Jawa Pos)

Rumah di Jalan Cipunegara, Surabaya, menjadi salah satu lokasi untuk mengenang kisah asmara Presiden Pertama RI Soekarno dengan Haryati. Surat, foto, hingga lukisan terpajang dengan rapi di rumah milik Suherlin, kakak Haryati. Saat ini rumah tersebut difungsikan sebagai rumah makan dengan nama Omah Kenangan.

RAMADHONI CAHYA C. Surabaya

HARYATI. Mungkin banyak orang yang tidak tahu siapa dia. Sebab, dia jarang diekspos media. Padahal, Haryati adalah istri keenam Presiden Pertama RI Soekarno. Kisah cinta mereka pun tak kalah manis dengan kisah Romeo dan Juliet.

Soekarno sering kali menuliskan surat cinta dengan diksi indah. Membuat siapa pun yang membaca turut terbuai dengan goresan penanya. Memori kisah asmara itu dapat ditemukan di Kota Pahlawan. Tertata rapi pada salah satu rumah di Jalan Cipunegara.

Rumah itu adalah milik Suherlin yang merupakan kakak Haryati. Rumah yang saat ini difungsikan sebagai rumah makan oleh Eni Wisnu Wardhani, keponakan Haryati.

Sejumlah surat cinta tersebut terpajang dengan rapi di dinding rumah makan berjuluk Omah Kenangan itu.

Surat ditulis dalam bahasa Jawa. Kosakatanya halus karena menggunakan krama inggil. Pada bagian kop surat ada tulisan Istana Presiden Bogor. Juga dibubuhi tulisan ajudan presiden. Ada pula lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, di dalamnya. Eni –sapaan akrab Eni Wisnu Wardhani– mengaku mengetahui keberadaan surat itu saat dirinya dan keluarga sedang membersihkan rumah.

Saat ditemukan, surat tersebut sudah berwarna cokelat. Bagian pinggirnya sudah lapuk. Eni pun memutuskan untuk merapikan dan menyimpan surat tersebut. Sebelum akhirnya memajang surat itu dalam pigura hingga sekarang. Eni mengatakan tak mengetahui asal usul surat tersebut di Omah Kenangan. ’’Saya juga tidak pernah konfirmasi ke beliau (Haryati, Red),’’ ungkap Eni saat ditemui Sabtu (17/9).

Bukan hanya surat cinta. Di rumah itu pula, foto hingga lukisan Haryati dan Soekarno terpampang rapi dalam bingkai. Tampak pula foto yang memperlihatkan keluarga besar Haryati sedang makan bersama Soekarno di Istana Bogor. Menurut Eni, beragam potret tersebut terpajang sejak 50 tahun lalu.

Secara rutin, setahun sekali Eni membersihkan foto-foto tersebut. Dia memotret terlebih dahulu setiap sisi foto sebelum dibersihkan. Tujuannya, tidak lupa dengan letak penempatan foto awal. ’’Saya juga kurang tahu asal usul foto hingga surat itu bagaimana,’’ ungkapnya terus terang.

Eni berencana tidak memajang lagi surat cinta Soekarno. Banyak saran dari berbagai orang untuk mengamankan dokumen tersebut. Dikhawatirkan, ada orang yang memiliki maksud tertentu dan mengambilnya secara ilegal.

Selain itu, surat tersebut merupakan memori keluarganya yang tak ternilai. Termasuk potret kenangan yang belum berwarna itu. “Di rumah keluarga yang lain juga ada foto seperti ini. Tidak hanya di sini,” terang perempuan 64 tahun itu.

Banyak orang yang salah mengira Omah Kenangan adalah peninggalan Haryati. Padahal, rumah tersebut adalah milik pribadi keluarga Eni. Salah kaprah tersebut bermula ketika seorang content creator memberikan narasi tak sesuai dengan fakta. Hingga, ibu dua anak itu berkali-kali menjelaskan kepada pengunjung ataupun keluarga lain untuk meluruskan informasi yang salah.

Salah persepsi tersebut juga memunculkan cerita-cerita unik. Pengunjung jadi lebih sopan saat bertandang ke rumah itu. Bahkan, Eni pun sempat dikira dan dipaksa mengaku sebagai Haryati. Padahal, Haryati sendiri banyak menghabiskan waktu tidak di rumah itu.

“Dulu, kalau tante (Haryati) datang ke sini biasanya juga mau nyekar ke nenek saya,” terang alumnus SMP Negeri 10 Surabaya itu.

Sepengetahuan Eni, Soekarno tak pernah berkunjung ke rumah di Jalan Cipunegara. Namun, Eni ingat Soekarno pernah meminta dibawakan lontong kupang kepada Suherlin saat ke Istana Presiden. Sementara itu, makanan kesukaan Haryati adalah botokan iwak pe (ikan pari) yang juga menjadi menu masakan yang terletak di lantai 2 rumah makan tersebut.

Eni tak punya niat menggunakan nama besar sang proklamator atau Haryati untuk meramaikan usaha yang dibuka sejak Februari lalu. Menurut dia, kondisi rumah memang sudah seperti itu sejak dahulu. Dia pun sempat mendapat tawaran untuk mengubah rumah tersebut menjadi museum atau bangunan cagar budaya. (jawapos)


Terkait Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia
Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyinggung masa penjajahan yang pernah dialami oleh Indonesia dalam sambutannya saat membuka Indo Defence 2025 pada Rabu (11/6/2025). Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa selama Belanda menjadi penjajah, mereka telah mengeruk USD 31 triliun. Menurut Presiden Prabowo Subianto angka tersebut setara dengan anggaran Indonesia untuk 144 tahun. Secara terbuka, Presiden […]

bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia
Nasional
bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- Konser Hindia bertajuk “25 on Blank Canvas” yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (7/6), menjadi panggung tak hanya bagi eksplorasi musikal, tetapi juga ajang perkenalan gaya hidup digital yang diusung oleh bank bjb. Sebagai salah satu mitra pendukung acara, bank bjb menghadirkan beragam aktivasi layanan yang inovatif dan dekat dengan kebutuhan generasi […]

Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun
Nasional
Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Kejaksaan Agung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Nadiem Makarim ketika dia masih menjabat sebagai Menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Proyek semasa Nadiem Makarim ini berlangsung antara 2019-2023 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ditujukan untuk digitalisasi pendidikan di sekolah bada […]

Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif
Nasional
Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif

RADARBANDUNG.id- Mengusung konsep “The Great Halal Experience”, Desa Wisata Alamendah di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, tengah bertransformasi menjadi destinasi unggulan berbasis nilai-nilai Islam. Branding ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata dalam menjadikan pariwisata sebagai ruang harmonis antara keindahan alam, budaya lokal, dan nilai religius. Dalam upaya mendukung transformasi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.