RADARBANDUNG.id- Sebanyak 151 orang tewas dalam tragedi perayaan Halloween di sebuah distrik hiburan di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Mereka tewas setelah berdesak-desakan dan terinjak-injak di tengah 100 ribu orang yang hadir.
Berdasarkan perkembangan terbaru, korban tewas tragedi Halloween ini mencapai 151 orang. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol langsung terjun lokasi, Minggu (30/10).
Yoon menyusuri lokasi, yang sebelumnya menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang merayakan Halloween, namun akhirnya mereka saling berdesak-desakan. Yoon kemudian mengumumkan masa berkabung nasional. “Masa berkabung sampai penanganan kecelakaan selesai,” tegasnya seperti laporan CNN, Minggu (30/10).
Korban tewas meningkat menjadi 151 orang dari 149 orang yang dilaporkan sebelumnya. Sebanyak 19 warga negara asing (WNA) tewas dan 82 lainnya terluka. Yoon menyatakan belasungkawa kepada para korban. Ia mendesak pemulihan yang cepat bagi yang terluka.
“Ini benar-benar tragis,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti laporan Reuters. “Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung kota Seoul tadi malam,” ungkapnya.
Warga negara asing yang sudah dipastikan tewas berasal dari Iran, Norwegia, Tingkok dan Uzbekistan. Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan Choi Seong-bum memastikan hal itu.
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Seoul memastikan sejauh ini belum ada korban WNI baik korban jiwa maupun korban luka. Akan tetapi semua laporan masih terbuka. Kemenlu memastikan saat ini pengecekan terus berlangsung.
“Sedang di cek oleh pihak KBRI,” kata Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah kepada JawaPos.com, Minggu (30/10).
KBRI Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan simpul masyarakat. Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI dakam insiden perayaan Halloween di Itaewon, Korsel.
“KBRI Seoul terus berkoordinasi dengan otoritas setempat termasuk rumah sakit terkait kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban,” kata Teuku Faizasyah. Hotline KBRI Seoul dapat dihubungi di +82 10-5394-2546. Pihaknya terus berkoordinasi dengan otoritas setempat.