RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Material bangunan dan interior Masjid Al-Jabbar memiliki spesifikasi khusus yang beberapa di antaranya harus didatangkan dari luar negeri. Tak hanya menjadi tempat ibadah, masyarakat nantinya bisa menikmati beragam fasilitas taman hingga wisata edukasi berbasis religi.
Proses pembangunan masjid yang berdiri di atas kolam retensi di Kawasan Gedebage, Kota Bandung itu rencananya akan diresmikan pada 30 Desember 2022 oleh perancang sekaligus Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Hal itu terungkap dalam diskusi Galang Aspirasi Politik (Gaspol) Edisi 3 PWI Jabar Pokja Gedung Sate bertajuk “Mahakarya Masjid Al Jabbar Khazanah Religi dan Wisata Halal” di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Selasa (20/12).
Sekretaris Dinas (Sekdis) Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat, Iwan Suwanagiri mengatakan, komplek Masjid Al-Jabbar memiliki luas kurang lebih 25 hektare dengan total daya tampung bisa mencapai 33 ribu orang.
Ia mengatakan, proyek yang menelan anggaran Rp 1 triliun ini dikerjakan beberapa tahap dimulai sebelum Ridwan Kamil menjabat Gubernur Jawa Barat pada tahun 2017 dan sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Fasilitas yang tersedia di Masjid Al-Jabbar di antaranya plaza, selasar, ruang salat mezaninen, dan ruang salat utama. Kemudian, terdapat museum nabi dan perjalanan Islam nusantara hingga Jawa Barat.
“Kemudian masyarakat juga dapat menikmati taman yang bisa jadikan lokasi wisata religi. Total kapasitas Masjid Al-Jabbar ini bisa menampung 33.000 orang. Itu sudah dari semua fasilitas yang tersedia nantinya,” kata Iwan
“Material dan desain Masjid Al-Jabbar, belum ada yang seperti ini baik eksterior maupun interior. Karpet saja dari Turki,” sambungnya.
Ia menjelaskan, spesifikasi karpet yang dibutuhkan harus 100 persen berbahan wol dengan kerapatan dan ketinggian bulu yang sudah ditentukan. Belum ada produksi dalam negeri yang menyanggupi untuk menyediakannya.
“Biasanya masjid ada tiang penyangga, ini masjid didesain 99×99 meter tanpa tiang. Soal Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), kita laporan setahun 2 kali,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Jabar, Oleh Soleh menyatakan tidak ada anggota Dewan yang menolak proyek tersebut. Ia mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunannya meski sempat terhenti karena pandemi.
“Anggota Dewan tidak ada yang menolak (pembangunan Masjid Al-Jabbar). Kurang lebih 6 tahun proses pembangunannya dan laporannya hampir selesai semua,” ujar Politisi PKB tersebut.
“Kedalaman kolam mohon jangan terlalu dalam, agak khawatir untuk keamanan anak kecil, harus diperhatikan. Saya mohon dengan sangat jangan disepelekan soal keamanan ini,” tegasnya lagi.
Di luar itu, keberadaan Masjid Al-Jabbar diharapkan bisa menjadi kebanggaan di mata dunia. Terlebih, di masjid ini terdapat sarana edukasi warga muslim untuk mempelajari khazanah Islam baik dunia maupun Jabar.
“Pengunjung akan mendapat oleh-oleh sejarah, gambaran Islam masuk Jawa Barat,” katanya.
Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jabar, Edi Komarudin mengapresiasi desain dan konsep Masjid Al-Jabbar yang dilahirkan oleh Ridwan Kamil yang dilengkapi dengan wisata edukasi religi. Pada hakikatnya, fungsi masjid tidak hanya sekedar untuk ibadah.
“Oleh karenanya, disamping ibadah, nantinya harus ada fungsi dakwah dan fungsi pendidikan. Masjid Al Jabbar harus jadi percontohan,” imbuhnya. (*)
