Itulah pengalaman awal Solih Rudiana sebelum mengembangkan hobinya memelihara ikan jenis koi. Di tengah kesibukannya sebagai Anggota Sat Resnarkoba Polres Cimahi, Bripka Solih Rudiana meluangkan waktunya untuk merawat ikan yang kini jadi hobinya.
GATOT POEDJI UTOMO/RADAR BANDUNG
Keseriusannya dalam merawat koi terus ditunjukan, dari mulai membuat kolam standar hingga perlengkapan perawatan ikan agar ikan di kolamnya tetap terjaga kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Pelihara Ikan Cupang, Jadi Cara Unik Hilangkan Stres
Jauh sebelum menekuni hobi merawat koi, bapak tiga anak itu menceritakan bagaimana awal muncul kecintaannya terhadap ikan terutama ikan hias.
“Saya kan punya kolam, nah ikan hasil mancing itu saya masukin semua. Tapi pas dipikir lagi, sepertinya ikan itu kurang cocok. Masa, kolamnya bagus ikannya bukan ikan hias,” kata Solih, kepada Radar Bandung.
Baca Juga: 15 Ikan Hias Cantik Ini Cocok untuk Dipelihara di Rumah
Lantaran sibuk dalam pekerjaan sehari-harinya, Solih akhirnya minta tolong kepada sang istri agar membelikannya beberapa ikan hias untuk mengisi kolamnya tersebut.
“Akhirnya saya nyuruh istri beli ikan hias jenis koi di Pasirkoja Bandung. Tapi, baru dua hari ikan yang saya beli itu pada mati. Lalu beli lagi, dan paling lama hanya seminggu,” ujarnya.
Bukannya kapok, ia malah semakin penasaran lantaran ikan yang dimasukan ke kolamnya selalu mati dalam waktu beberapa hari saja. Ia pun lantas mencari informasi bagaimana merawat koi agar bisa hidup lebih lama di kolamnya. Dari mulai browsing internet hingga menemui komunitas penghobi ikan koi.
“Ternyata, kolam yang saya buat tidak standar. Makanya ikan mudah terkena penyakit,” tambahnya.
Baca Juga: Ikan Guppy, Si Kecil yang Cantik dan Penuh Warna
Seiring berjalannya waktu, memasuki tahun kedua sejak ia mulai gandrungi koi, barulah ia menyadari bahwa hobinya itu perlu diimbangi dengan pengetahuan mendalam terutama sejarah serta pengenalan semua jenis ikan koi itu sendiri.
Benar saja, hingga saat ini hobinya tersebut membuahkan hasil terutama dari sisi ekonomi. Komunikasi yang dijalin baik dengan sejumlah komunitas maupun para penghobi koi lainnya, jadi salah satu pengaruh keberhasilannya dalam melestarikan koi hingga usahanya tersebut membuahkan hasil maksimal.
“Ada pepatah, kerja yang enak itu kerja dari hobies. Namun jangan salah, karena penghobies itu meriset dari kegagalan, dan berangkat dari ketidaktahuan, serta perjuangan. Sehingga nggak sesimpel itu hobi yang menghasilkan cuan,” tuturnya.
Sejauh ini, koi yang dipeliharannya pernah dihargai oleh penghobies lain seharga Rp15 juta untuk satu ekor. Koi yang terjual kala itu jenis Sanke dan Hi Utsuri. Selain fokus terhadap pemeliharaan koi, saat ini Solih mulai mengembangkan hobinya hingga ke seni pembuatan kolam. (gat)