News

Ini Sebabnya Bandung Terasa Lebih Dingin Meski Musim Kemarau

Radar Bandung - 20/07/2023, 11:29 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Ini Sebabnya Bandung Terasa Lebih Dingin Meski Musim Kemarau
Ilustrasi sinar matahari- Foto: jpnn

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Meski telah masuk musim kemarau, namun ternyata suhu udara Kota Bandung justru sedang dingin-dinginnya. Bahkan, BMKG Kota Bandung mencatat dalam 5 hari terakhir atau pada 14-18 Juli 2023, suhu minimum Bandung menyentuh 17 derajat celsius, di bawah nilai suhu minimum normal.

Kepala BMKG Kota Bandung Teguh Rahayu menyatakan, suhu udara dingin belakangan merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi saat masa puncak kemarau Juli-Agustus.

“Pada tanggal 14-18 Juli, BMKG mencatat suhu Kota Bandung sempat mengalami kenaikan dari 19 derajat ke 20 derajat celsius. Namun pada 18 Juli terjadi penurunan suhu ke 17 derajat celsius,” ujarnya, dikutip dari laman bandung.go.id, Kamis (20/7).

Berdasarkan data tersebut, jelasnya, suhu udara minimum mengalami perubahan signifikan pada Selasa, 18 Juli 2023 yakni mencapai 17 derajat celsius. Padahal nilai suhu minimum normal pada Juli adalah 18,2 derajat Celsius dan Agustus 17,5 derajat Celsius.

Ia mengatakan, suhu dingin ekstrem memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, terutama di malam hari. Saat musim kemarau, pada siang hari, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan. Akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.

Sedangkan di malam hari, bumi akan melepaskan energi karena tidak ada awan. Maka dari itu, di malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.

“Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari,” tuturnya.

Selain itu, menurut Ayu, penyebab tambahan mengapa suhu udara menjadi dingin pada puncak musim kemarau adalah karena adanya musim dingin di wilayah Australia.

Terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Angin Monsun Australia. “Hal ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),” paparnya.

Ia melanjutkan, fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023. Pada awal September akan berangsur menghangat kembali. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Kota Bandung tidak khawatir melihat fenomena ini. Sebab suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di BBS.

“Masyarakat diharap untuk menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut di malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit,” imbaunya.

“Selalu dapatkan informasi terkait dengan cuaca dan iklim dari kanal resmi BMKG dan instansi terkait. Hindari membaca informasi dari sumber tidak jelas dan berpotensi hoaks,” imbuhnya.

(*/hmsbdg/ysf/rb)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.