RADARBANDUNG.ID -Pagelaran etnik hingga malam puncak yang meriah, diselenggarakan secara total dalam Festival Hijriah di Balai Asri Pusdai Jabar, Kota Bandung, Kamis 27 Juli 2023.
Acara yang sedari siang sudah menampilkan puluhan bazar aneka produk UMKM, semakin semarak setelah penampilan parade seni etnik dari Muslim Xinjiang.
Puncaknya, meski udara dingin Kota Bandung menyelimuti kawasan Festival Hijriah pada malam harinya.
Justru tidak menyurutkan semangat ratusan pengunjung yang ingin mengikuti siraman rohani dari Husein Bin Ja’far Al Hadar Alias Habib Ja’far.
Seolah menyambut semangat ratusan pengunjung. Habib Ja’far malam itu tampil membahas toleransi dalam beragama, sesama manusia, serta sesama makhluk hidup yang menghangatkan suasana dinginnya Kota Bandung.
Ustaz yang akrab dengan kata ‘Log in’ itu menjelaskan bahwa Islam tidak pernah memandang pemeluk agama lain sebagai musuh.
“Kegiatan ini menjadi ruang bersama di tengah perbedaan kita di dalam satu ikatan yakni siapa yang bukan saudara mu dalam satu agama ia adalah saudaramu dalam kemanusiaan, itu kata Saidina Ali Bin Abi Talib,” kata Habib Ja’far.
Habib Ja’far tak menampik, masih banyak muslim yang masih memaknai secara sempit tentang ukhuwah islamiah.
“Orang menyempitkan makna ukhuwah islamiah sebagai persaudaraan orang orang Islam saja. Ukhuwah itu persatuan Islam, dimana Islam di situ adalah sifat, segala kesatuan yang sesuai dengan nilai keislaman maka itu disebut kesatuan Islam meskipun yang bersatu itu bukan hanya orang Islam,” jelas Habib Ja’far.
“Malam ini di tengah perbedaan suku,agama kita bersama sama untuk hijrah, hijrah menjadi manusia yang lebih baik,” imbuhnya.
Habib Ja’far juga mengaitkan adanya bazar UMKM dan suguhan seni muslim Xinjiang di Festival Hijriah tersebut.
Menurutnya, hadirnya UMKM dan seni budaya menjadi salah satu cerminan dari perjuangan awal nabi Muhammad di awal masa hijrah.
“Malam ini ada seni musik maupun tarian dari muslim Xinjiang ada bazar, dua hal ini sebenarnya adalah yang diperjuangkan pertama dan utam oleh nabi Muhammad ketika beliau hijrah dari Mekah ke Madinah,” tuturnya.
“Yang pertama dilakukan Muhammad adalah mempersaudarakan orang yang berbeda suku pada saat itu, yaitu mempersatukan orang mekah Muhajirin dan orang Ansor Madinah. Sebagaimana mana kita memperluas persaudaraan kita terhadap muslim di Xinjiang Tiongkok,” ucapnya.
Sebagai perwakilan penyelenggara Wapimred Republika, Nur Hasan Mutiaji mengatakan bahwa kegiatan tersebut terselenggara hasil kolaborasi dengan Kadin Indonesia Komite Tiongkok.
“Jadi kita ada Bazar, Tausiyah dari Habib Ja’far, dan pertunjukan seni dari muslim Xinjiang Tiongkok,” kata Nur.
Festival Hijriah digelar sebagai upaya untuk menyemarakkan tahun baru Islam.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat berkontribusi kepada peningkatan ekonomi, pemahaman nilai-nilai Islam, hingga memperkuat persaudaraan sesama muslim.
“UMKM penyokong utama ekonomi Indonesia, di sini targetnya mereka bisa menaikkan omset hingga 30 persen dibandingkan dengan hari biasa. Kemudian ada Habib Ja’far yang menjadi hal yang spesial, untuk mendapatkan siraman rohani makna dari Hijriah atau tahun baru Islam,” ujarnya.
“Ketiga adalah pentas seni muslim Xinjiang dengan dihadirkan seni tari musik dan opera ditampilkan langsung para artis atau penari langsung dari Xinjiang. Ini juga menandai peradaban Islam ke seluruh penjuru dunia termasuk Nusantara,” pungkasnya. (kus)