News

Transportasi Sumbang Emisi Terbesar, Kemarau Ikut Pengaruhi Kualitas Udara Jakarta

Radar Bandung - 14/08/2023, 07:10 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Transportasi Sumbang Emisi Terbesar, Kemarau Ikut Pengaruhi Kualitas Udara Jakarta

RADARBANDUNG.ID – Kualitas udara Jakarta kembali menduduki posisi pertama kota dengan udara terburuk di kemarin (13/8) pagi. Bahkan, hingga sore hari, sekitar pukul 17.00, Jakarta masuk peringkat 13 dengan kualitas terburuk di dunia berdasarkan data pada laman pemantauan kualitas udara IQAIR.

Saat menduduki posisi pertama, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta pada pukul 07.00 berada di angka 172 dengan kategori tidak sehat. Sementara untuk pukul 17.00 indeks AQI Jakarta di angka 94 dengan kategori sedang. Direktur Jenderal Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sigit Reliantoro mengungkapkan penyebabnya. ”Jadi, kalau dari sisi siklus, memang bulan Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi udara dari timur yang kering,” ungkap dia.

Menurut Sigit, pencemaran udara tersebut berasal dari bahan bakar yang merupakan sumber emisi. Diantaranya minyak, gas, dan batubara. Dia menyebut, emisi terbesar berasal dari sektor transportasi yang menyumbang sebanyak 44 persen. Kemudian disusul sektor industri energi 31 persen, manufaktur industri sepuluh persen, dan komersial satu persen. ”Peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas udara itu adalah kalau kita menyentuh dari sektor transportasi. Dan cara itu juga telah berhasil diterapkan di Bangkok yang dulu nomor satu pencemaran udaranya,” jelasnya.

Karena itu, lanjut Sigit, dari beberapa rekomendasi upaya pengendalian emisi pun didorong untuk menggunakan kendaraan listrik dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Termasuk pengetatan standar emisi untuk transportasi umum Euro 4, pengadaan bus listrik untuk Transjakarta, dan uji emisi secara berkala. ”Dari rekomendasi itu, sebetulnya kita sudah melakukan banyak hal, yang kebanyakan operasional listrik memang tidak di LHK, tapi di ESDM. Yakni dengan program pemberian subsidi, tapi ternyata minat kita untuk menggunakan listrik masih kurang,” ujar Sigit.

Selain itu, pihaknya juga telah menyelesaikan beberapa peraturan. Diantaranya peraturan untuk mendukung uji emisi, pengaturan baku mutu untuk sumber tidak bergerak, serta pengaturan cerobong asap. Termasuk penyusunan standar nasional sistem pemantauan kualitas udara otomatis yang bekerja sama dengan BSN. Sebab, menurutnya, selama ini data kualitas udara yang tersedia tidak semuanya reliable. ”Kami juga telah mulai uji berkala kendaraan bermotor secara besar-besaran, tidak hanya di Jakarta. Karena pencemaran udara yang terjadi di Jakarta itu tidak cukup dilakukan oleh DKI saja, tapi harus dilakukan dengan daerah sekitar,” beber Sigit.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan bahwa kondisi kualitas udara Jakarta sepanjang 2023 memang cukup fluktuatif. Salah satu sebabnya adalah musim kemarau. Untuk itu, Pemprov DKI telah menyusun beberapa regulasi tentang pengendalian pencemaran udara. ”Kami juga sedang menyusun strategi pengendalian dalam bentuk pergub yang dalam waktu dekat akan ditandatangani gubernur.  Kemudian, kami juga mendorong Satlantas saat menggelar operasi, semisal Patuh Jaya, agar juga dilakukan pengecekan uji emisi,” kata Asep.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan, untuk  sektor transportasi ada beberapa  strategi jangka mendesak maupun menengah yang harus dilakukan. Untuk jangka mendesak, pihaknya mendorong integrasi layanan angkutan umum di Jakarta semakin masif. Saat ini integrasi sudah dilakukan dan mencakup sembilan area yang mengcover 87 persen layanan menjangkau wilayah Jakarta. ”Kami juga mendorong elektrifikasi di sektor angkutan umum maupun kendaraan bermotor. Target kami tahun ini ada seratus unit bus listrik yang akan dioperasionalkan oleh Transjakarta,” jelas Syafrin.

Selain itu, lanjut dia, Pemprov DKI juga memberikan insentif bagi masyarakat yang membeli kendaraan listrik, DTNKB-nya nol rupiah. Kemudian, tidak memberikan disinsentif bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi, khususnya saat parkir di sebelas titik parkir yang dikelola oleh Pemprov DKI melalui UP Perparkiran. ”Dengan adanya upaya tersebut diharapkan adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan perawatan secara berkala kendaraannya sehingga emisi yang dihasilkan tidak melampaui ambang batas yang ditetapkan sesuai ketentuan,” ucap Syafrin.

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena menambahkan, pada saat musim kemarau kualitas udara biasanya memang cenderung naik seperti yang terjadi di Jakarta saat ini. ”Jadi, ini faktor yang juga mempengaruhi kondisi yang terjadi sekarang ini  dan sebenarnya itu juga sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” terang Ardhasena.

Berdasar pemantauan yang dilakukan oleh BMKG, kemarau diprediksi akan terus terjadi sampai Oktober mendatang. Namun, pengaruhnya terhadap kualitas udara tidak bisa diprediksi. ”Kalau dampak kualitas udara ini mungkin nggak bisa diprediksi sejauh itu,” terang dia. Dia menegaskan, kekeringan bukan faktor utama turunnya kualitas udara. ”Kekeringan memperparah. Jadi, bukan sumbernya,” tambahnya.

Lantaran kering akibat musim kemarau, tidak terjadi hujan. Alhasil polutan bertahan di udara. ”Karena nggak ada hujan, polutannya nggak turun,” kata Ardhasena. Dengan kondisi saat ini, dia mengungkapkan, penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) agar hujan turun tidak memungkinkan untuk dilakukan. ”Karena sudah kering di atmosfer sudah nggak ada potensi awan (hujan) lagi,” imbuhnya.

Hal lainnya yang menarik dan perlu dicermati, lanjut Ardhasena, bahwa kondisi kualitas udara juga ada siklus hariannya. Di mana, pada saat lepas malam hingga dini hari atau pagi cenderung lebih tinggi dari pada siang hingga sore. Fenomena lainnya juga karena Jabodebek di wilayah urban, yang mana saat musim kemarau ada fenomena yang namanya lapisan inversi. ”Jadi, ketika pagi di bawah itu cenderung lebih dingin di permukaan dibandingkan di lapisan atas. Sehingga itu mencegah udara untuk naik dan terdispersi. Itu juga penjelasan mengapa di Jakarta kelihatan keruhnya di bawah dibandingkan di atas, karena setting perkotaan di mana kita hidup bersama,” beber dia. (gih/rya/syn/jp)


Terkait Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia
Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyinggung masa penjajahan yang pernah dialami oleh Indonesia dalam sambutannya saat membuka Indo Defence 2025 pada Rabu (11/6/2025). Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa selama Belanda menjadi penjajah, mereka telah mengeruk USD 31 triliun. Menurut Presiden Prabowo Subianto angka tersebut setara dengan anggaran Indonesia untuk 144 tahun. Secara terbuka, Presiden […]

bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia
Nasional
bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- Konser Hindia bertajuk “25 on Blank Canvas” yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (7/6), menjadi panggung tak hanya bagi eksplorasi musikal, tetapi juga ajang perkenalan gaya hidup digital yang diusung oleh bank bjb. Sebagai salah satu mitra pendukung acara, bank bjb menghadirkan beragam aktivasi layanan yang inovatif dan dekat dengan kebutuhan generasi […]

Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun
Nasional
Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Kejaksaan Agung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Nadiem Makarim ketika dia masih menjabat sebagai Menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Proyek semasa Nadiem Makarim ini berlangsung antara 2019-2023 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ditujukan untuk digitalisasi pendidikan di sekolah bada […]

Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif
Nasional
Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif

RADARBANDUNG.id- Mengusung konsep “The Great Halal Experience”, Desa Wisata Alamendah di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, tengah bertransformasi menjadi destinasi unggulan berbasis nilai-nilai Islam. Branding ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata dalam menjadikan pariwisata sebagai ruang harmonis antara keindahan alam, budaya lokal, dan nilai religius. Dalam upaya mendukung transformasi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.