RADARBANDUNG.id, BANDUNG – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merenovasi bangunan sekolah madrasah yang kondisinya sudah memprihatinkan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebagai aksi tanggung jawab sosial lingkungan (corporate social responsibility/CSR) di bidang pendidikan.
Ilham Muslim, Area Manager Mirae Asset, mengatakan bantuan berupa bahan bangunan hingga peralatan penunjang belajar itu agar dapat dimanfaatkan anak-anak di sekolah bernama Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al Hidayah, Dusun Cilengar, Desa Cipeles, Kecamatan Tomo, Sumedang.
“Kami ingin menginvestasikan sumber daya dalam pendidikan serta membantu menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif untuk semua anak-anak, khususnya yang berada di Dusun Cilengar ini. Bantuan renovasi ini diharapkan dapat membuat semangat belajar adik-adik semua bertambah dan untuk memiliki masa depan yang lebih cerah,” ujar Ilham, Selasa (31/11/2023).
Dia menuturkan kegiatan CSR bertajuk Peduli Pendidikan, Membangun Masa Depan yang digelar pada Sabtu, 28 Oktober 2023, tersebut merupakan upaya kolektif yang menunjukkan komitmen Mirae Asset untuk berperan aktif dalam membangun komunitas yang lebih baik.
Menurut dia, kegiatan CSR tersebut dilakukan Mirae Asset melalui cabang atau biasa disebut Office Education (OE) Bandung, yang berlokasi di dua tempat yaitu di Jalan Rajiman, Pasir Kaliki, dan Jl. Dago, Bandung Wetan. Kegiatan tersebut bertujuan meringankan kendala yang dialami anak-anak di Dusun Cilengar karena animo belajar anak-anak di sekolah tersebut sangatlah tinggi.
Baca Juga: Transformasi Digital Inovasi Bapenda Jabar Berbuah Penghargaan
Madrasah diniyah adalah suatu lembaga pendidikan keagamaan yang telah diakui keberadaannya oleh masyarakat maupun pemerintah yang pendidikannya setara dengan Sekolah Dasar (SD). MDTA Al Hidayah didirikan sejak 2006 atas donatur setempat (Alm) Haji Udin serta swadaya masyarakat sekitar yang saat ini menjadi tempat belajar sekitar 50 murid dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan tenaga pengajar dua orang guru.
Dusun Cilengar, yang merupakan bagian dari Desa Cipeles, adalah salah satu daerah penghasil padi di Sumedang yang terpencil. Desa Cipeles sendiri berjarak 76 km dari Kota Bandung, 70 km dari Kota Cirebon, dan 25 km dari Kota Sumedang.
Baca Juga: Ikatan Remaja Masjid se Jabar Galang Dana untuk Palestina, Lima Hari Terkumpul Rp100 Juta
Untuk mengakses Dusun Cilengar yang hanya berjarak 1 km dari kantor Desa Cipeles, pengunjung harus melewati jembatan gantung yang melintasi Kali Cimanuk dan hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau menggunakan motor. Lain halnya jika menggunakan mobil, karena perjalanan menggunakan mobil hanya dapat dilakukan dengan cara memutar dan menambah jarak 26 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Karena lokasinya yang terpencil, meskipun Desa Cipeles berstatus desa berkembang, tetapi lokasi Dusun Cilengar yang terpencil menyulitkan akses transportasi sehingga daerah itu mengalami kesenjangan ekonomi dibanding daerah lain. Dusun tersebut sangat tergantung dari iklim karena sebagian besar dari 500 jiwa warganya berprofesi sebagai petani padi, dan beberapa tahun terakhir terjadi gagal panen.